Tema Hari Bhakti Transmigrasi 2023 Ke 73: 'Satukan Negeri'

Selasa 12-12-2023,13:22 WIB
Reporter : Verly
Editor : Dimas Satriyo

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID- Hari ini, 12 Desember 2023 Indonesia memperingati Hari Bhakti Transmigrasi yang ke 73 tahun. Dimana tahun ini pemerintah mengusung tema "Transmigrasi Satukan Negeri".

Lantas bagaimana transmigrasi menjadi suatu peringatan penting yang dirayakan setiap tahunnya? dan bagaimana pandangan masyarakat mengenai transmigrasi di Indonesia saat ini? simak ulasannya dalam artikel ini.

Jika melihat pada arti Transmigrasi pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah yang berpenduduk padat ke daerah lain yang berpendudukan jarang.

Di Indonesia, peristiwa ini diperingati setiap tahunnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para transmigran dan masyarakat sekitar dalam upaya mempercepat pembangunan. Terutama untuk beberapa daerah atau kawasan yang masuk dalam kategori terisolasi atau tertinggal.

BACA JUGA:Sejarah dan Konflik Panjang Etnis Rohingya: Kaum Minoritas Muslim yang Tersingkir dari Myanmar

BACA JUGA:NASA Temukan Galaksi 'Hantu' Diklaim Ungkap Sejarah Kelahiran Alam Semesta

Pada peringatan tahun 2023 ini, pemerintah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengusung tema "Transmigrasi Satukan Negeri".

Pencetusan Peringatan Hari Bhakti Transmigrasi

Pencetusan istilah transmigrasi pertama kali oleh Ir. Soekarno atau sering disebut Bung Karno saat itu, pada tahun 1927 dalam Harian Soeloeh Indonesia.

Bersama dengan Bung Hatta, dalam Konfrensi Ekonomi di Kaliurang, Yogyakarta pada 3 Februari 1946 Bung karno mengungkapkan pentingnya transmigrasi sebagai bentuk dukungan pembangunan insutrialisasi di luar Pulau Jawa.

Pasca Konfresni tersebut, Hari Bhakti Transmigrasi pertama kali dilakukan pada 12 Desember 1950. Pada kesempatan itu sebanyak 2 Kepala Keluarga diberngkatkan ke Lubuk Linggau dan 23 Kepala Keluarga ditujukan ke Lampung.

Namun ada peristiwa tragis yang terjadi sebelumnya. Tragedi 11 Maret 1974, keberangkatan perdana 67 transmigran asal Boyolali, Jawa Tengah meninggal dunia akibat kecelakaan saat berangkat ke Unit Pemukiman Transmigrasi (UOT) Rumbiya, Sumatra Selatan.

Kecelakaan nahas tersebut diakibatkan tergelincirnya kendaraan para trasnmigran. Dijelaskan, bahwa bus yang ditumpangi transmigran dari Boyolali tersebut masuk ke jurang dan terbakar di Kali Sewo, Desa Sukra, Indramayu, Jawa Barat.

Atas kejadian tersebut, untuk mengenang peristiwanya dibangunlah Makam Pioner Pembangunan Transmigrasi di Desa Sukra, Indramayu, Jawa Barat.

Paradigma Transmigrasi di Masyarakat

Kategori :