JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Imigran Rohingya kembali berlabuh di Bireun, Aceh ditolak oleh warga di Kecamatan Jangka Bireuen dan sempat mendarat di Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.
Warga setempat juga tidak menerima sehingga imigran dikembalikan ke kapal untuk melanjutkan perjalanan. Warga mengaku kewalahan untuk menampung pengungsi Rohingya ditempat mereka.
Kapal kayu yang ditumpangi para pengungsi Rohingya pun akhirnya didorong kembali ke laut. Ratusan pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak antre naik satu per satu ke atas kapal kayu tersebut.
Sebelum melepas pengungsi Rohingya, warga telah memberikan makanan dan minuman untuk pengungsi Rohingya sebagai bekal untuk melanjutkan perjalanan.
BACA JUGA:
- Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Mendarat di Provinsi Aceh dengan 2 Perahu
- Ini Alasan AS Veto Resolusi Gencatan Senjata Israel - Palestina, Menlu Retno : Indonesia Tidak Akan Menyerah
- Cek Lokasi Sim Keliling Jabodetabek Senin 11 Desember 2023
Menurut peneliti ASEAN dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Adriana Elizabeth, persoalan pengungsi Rohingya sudah mengganggu situasi domestik di dalam negeri.
Menkopolhukam, Mahfud MD, sebelumnya berkata Indonesia menerima pengungsi berdasarkan rasa kemanusiaan. Tetapi cara itu, kata Adriana, membuat kewalahan pemda sehingga harus dicarikan solusi.
Masyarakat setempat menuding para pengungsi Rohingya kerap membuat masalah ketika sampai di daratan, seperti kabur dari penampungan dan mengeluh ketika diberi makanan.
Maimum Fikri, warga Kabupaten Bireun yang sekarang menetap di Banda Aceh, juga bercerita penolakan terhadap pengungsi Rohingya bermula dari sikap para pengungsi yang tak lagi menghargai pemberian warga.
Bukan tanpa alasan, warga Bireuen Aceh menolak keberadaan pengungsi rohingya, pasalnya dibeberapa kesempatan sebelumnya pengungsi rohingya tampak memberi kesan yang tidak baik selama berada di Aceh.
Adanya sikap tidak menghormati peraturan desa yang ada di wilayah Aceh dan norma-norma setempat menjadi kesan tak baik yang ditunjukan pengungsi rohingya.
BACA JUGA:
- Hampir Tengah Malam, 135 Orang Rohingya Jadi Tamu Tak Diundang di Kantor Gubernur Aceh
- Prakiraan Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Senin 11 Desember
- Libur Nataru 2023, Cek Rincian Lengkap Tarif Tol Trans Jawa: Jakarta-Yogyakarta Rp453 Ribu
Maimum Fikri, warga Kabupaten Bireun yang sekarang menetap di Banda Aceh, juga bercerita penolakan terhadap pengungsi Rohingya bermula dari sikap para pengungsi yang tak lagi menghargai pemberian warga.
"Dulu di Bireun masyarakat sampai menjamu Rohingya dengan membuat kenduri [jamuan], memberikan pakaian layak pakai, dan bersimpati. Tapi mereka kabur ke Malaysia ketika sudah sehat," ucap pria berusia 53 tahun ini kepada wartawan Hidayatullah yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Beberapa pengungsi juga sempat melarikan diri dari penampungan yang telah disediakan oleh pemerintah. Meskipun begitu, warga Aceh tetap memberikan upaya untuk menaikan pengungsi rohingya ke kapal agar mereka dapat mencari tempat yang lebih layak.