Mereka yang berisiko stunting dalam keluarga adalah remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil, termasuk anak berusia 0 hingga 23 bulan dari keluarga miskin.
Minimnya pendidikan orang tua, ketersediaan air minum yang tidak layak dalam keluarga, serta sanitasi lingkungan buruk merupakan beberapa faktor risiko stunting pada keluarga.
Teguh menegaskan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), serta melakukan pemeringkatan tingkat kesejahteraan sosial-ekonomi dari desil 1 sampai desil 10.
Pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2023 dapat memberi informasi peta keluarga berisiko stunting, yang berkaitan dengan kemiskinan ekstrem.
Teguh menjelaskan bahwa kemiskinan ekstrem dan stunting saling berkaitan. Di sisi lain, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah salah satu kementerian yang sudah memanfaatkan data pendataan keluarga guna melakukan intervensi terhadap kemiskinan ekstrem dan stunting terintegrasi.
BACA JUGA:
- Dasar Perpres 72/2021 dan Kerja Sama Lintas Sektor Mampu Tekan Angka Stunting di Bengkulu
- Bangun 101 Kampung KB, Gayo Lues Integrasikan Pembangunan Desa dengan Intervensi Penurunan Stunting
Nantinya data-data hasil pemutakhiran data keluarga tahun 2023 akan BKKBN sebarluaskan sekaligus dirangkai dengan Forum Data Keluarga Nasional pada hari ini, Selasa, 28 November 2023.
Penyelenggaraan satu data keluarga di BKKBN merupakan upaya untuk mewujudkan satu data Indonesia yang akurat, terkini, terpadu, akuntabel, mudah diakses dan dibagikan, serta dikelola secara seksama, terintegrasi, dan berkelanjutan.