Kurang Informasi dan Sosialisasi, Denpasar dan Buleleng Tolak Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Minggu 19-11-2023,15:15 WIB
Reporter : Bianca C.
Editor : Reza Fahlevi

"Piloting di wilayah lain tetap dilanjutkan karena mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022 Tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia," tegasnya.

BACA JUGA:

Sebelumnya, uji coba penyebaran nyamuk ber-wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022.

Hasilnya, di lokasi yang telah disebar wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen, dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen.

Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Jika Aedes aegypti jantan ber-wolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.

BACA JUGA:

Selain itu, jika yang ber-wolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak ber-wolbachia, seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

Kementerian Kesehatan RI menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Selain di Indonesia, pemanfaatan teknologi Wolbachia juga telah dilaksanakan di 9 negara lain. Hasilnya, terbukti efektif untuk pencegahan Dengue.

Adapun negara yang dimaksud adalah Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka. Teknologi wolbachia melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional).

Sebagai pilot project di Indonesia, dilaksanakan di 5 kota, yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang, dan Kota Bontang berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.

Kategori :