Hal ini sebagaimana bentuk dari Starbucks yang merupakan organisasi non-politik.
Pernyataan ini juga disampaikan dalam laman resmi perusahaan yang diperbaharui pada Oktober 2023.
"Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun," tulis Starbucks.
"Melihat situasi global yang terjadi saat ini, Starbucks Indonesia turut berduka cita dan menyatakan simpati yang terdalam bagi mereka yang menjadi korban, terluka, terlantar, dan terkena dampak akibat aksi yang keji," tulis Starbucks.
Sebagai informasi, Starbucks telah memiliki lebih dari 37.000 gerai yang tersebar di 85 negara sampai dengan paruh pertama 2023.
Namun, Starbucks tidak beroperasi di Israel. Starbucks sebenarnya sempat muncul di Tel Aviv pada 2001.
Akan tetapi, berselang 2 tahun kemudian, tepatnya pada 2003, Starbucks harus angkat kaki imbas kerugian yang dialami di Israel.
Hubungan Dagang Indonesia - Israel
Meski tidak memiliki hubungan diplomatik, transaksi perdagangan antara Indonesia dan Israel, bisa dibilang nilainya cukup besar.
Bahkan, nilai ekspor Indonesia ke Israel jauh lebih tinggi dibanding nilai ekspor ke Palestina.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai 140,57 juta dollar AS, pada periode Januari -Oktober 2023.
Nilai tersebut setara sekitar Rp 2,21 triliun (asumsi kurs Rp 15.699 per dollar AS).
Nilainya juga semakin naik dari tahun ke tahun.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini, menyebutkan konflik Israel-Palestina yang tengah terjadi tidak berdampak signifikan terhadap perdagangan Indonesia.
Apapun yang terjadi nantinya, pertanyaan besarnya adalah 'Siapkah Indonesia dan masyarakat menghadapi Skenario Terburuk?'