Mengetahui hal ini tentu saja Hitler menolak secara langsung dan mengatakan bahwa bahwa bangsa Aryan adalah yang terbaik di dunia.
4. Hitler Benci Yahudi Karena Kaya
Saat masih belum meroket sebagai pemimpin tunggal Nazi, Hitler harus melewati banyak fase hidup yang suram. Salah satunya adalah harus hidup dengan kemiskinan.
BACA JUGA:
- Kemenlu Palestina Serukan Intervensi Internasional Usai Israel Serbu Rumah Sakit Al Shifa
- MUI Inisiatif Cabut Lebel Halal Produk Boikot Terkait Gempuran Israel ke Gaza Kian Memanas
Hitler pernah bersusah payah untuk hidup normal, namun di waktu yang sama ia melihat realita bahwa banyak orang Yahudi yang hidup enak tanpa harus bekerja keras.
5. Hitler Menganggap Bahwa Kekalahan Jerman di Perang Dunia I Karena Yahudi
Perang Dunia I namanya berlum terlalu dikenal, tapi ia turut ambil bagian dalam perang skala global tersebut. Jerman dalam perang tersebut kalah telak.
Bahkan, mereka diduga sampai berutang puluhan ribu ton emas. Kekalahan ini karena berbagai hal, tapi Hitler lagi-lagi percaya bahwa alasan kenapa Jerman dipermalukan karena orang Yahudi.
Menurutnya, orang Yahudi seperti sebuah parasit yang merongrong Jerman dari dalam dan kemudian membuatnya lemah sehingga mudah ditumbangkan. Jerman sebelum itu sangat kuat, tapi Yahudi yang membuat negara ini lemah.
BACA JUGA:
- Sejarah Rumah Sakit Al Shifa dan Karma Pasukan Israel
- Temukan Buku Adolf Hitler di Gaza, Pemerintah Israel Disebut 'Fitnah'
Pidato Holocoust Hitler
Ada sebuah ungkapan yang konon dilontarkan pentolan Nazi Adolf Hitler. Kurang lebih perkataannya adalah, "Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstoren, aber ich lasse ein wenig drehte-on, so knnen sie herausfinden, warum ich sie getotet" (Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka).
Benar atau tidak ucapan itu dilontarkan Hitler memang bukan menjadi persoalan. Tapi, ungkapan itu seolah-olah ingin menggambarkan betapa dahsyatnya bangsa Yahudi.
Konon, ucapan yang dilontarkan itu, dijadikan acuan bagi tentara Nazi untuk melakukan genosida kaum Yahudi di Eropa. Meski hal ini masih jadi perdebatan.
Namun terlepas benar atau tidaknya ungkapan itu, setidaknya kini semua manusia melihat dengan jelas bagaimana aksi brutal bangsa Yahudi. Mulai dari pencaplokan tanah Palestina sejak tahun 1965 hingga pembantaian penduduk sipil di Jalur Gaza dan sekitarnya.