Di dalam alat gamelan, terkandung nyasa atau simbol yang bersemayam para dewa, yakni Dewa Iswara atau Dang, Dewa Siwa atau Ding, Dewa Brahma atau Deng, Dewa Wisnu atau Dung, dan Dewa Mahadewo atau Dong.
Bersemayam juga para dewi-dewi di dalamnya, yakni Dewi Mahadewi, Dewi Saraswati, Dewi Umadewi, Dewi Sri, dan Dewi Gayatri.
Alat-alat seni atau gamelan tidak terlepas dari konsep Ketuhanan dengan manifestasinya dewi-dewi di dalamnya.
Tujuan Perayaan Hari Tumpek Krulut di Bali
Perayaan Tumpek Krulut bertujuan untuk menjadi hubungan harmonis antar sesama manusia dan menumbuhkan rasa kasih sayang dan taksu pada diri kita.
BACA JUGA:
- Doa-doa Sunnah Nabi Muhammad SAW untuk Dibaca pada Hari Jumat
- Ustadz Adi Hidayat: Amalkan Doa ini di Hari Jumat, Terbebas dari Hutang
Selain itu, Tumpek Krulut ini adalah untuk mengupacarai gong atau gamelan yang digunakan sebagai pendamping upacara-upacara suci, guna melantunkan alunan yang indah dan memiliki taksu.
Sebab saat Tumpek Krulut, pemujaan lebih diutamakan pada sabda atau bunyi.
Bagi keluarga Hindu Bali bisa merayakan Tumpek Krulut dengan bersembahyang di rumah masing-masing dengan menghaturkan banten di rong tiga berupa Pejati, Daman, Tipat sirikan, dan ayaban berupa tipat manca tingkat madya, nista tipat gong, dan di lebuh dihaturkan segehan panca warna 9 tanding.***