Kemarau tingkatkan polusi - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan kemarau membuat polusi udara semakin ganas.
Terutama di sejumlah kawasan Jabodetabek.
Pelaksana Tugas ( PLT ) Deputi Bidang Klimatologi BMKG menjelaskan kondisi kemarau berpengaruh pada proses netralisasi polutan di udara.
Alasannya, ketika musim kemarau tidak terjadi proses netralisasi polutan di udara.
Dalam kondisi turun hujan, terjadi proses pencucian atmosfer. Sehingga gas dan partikel yang terdapat di udara dapat ditukar dengan material air.
Hal tersebut membuat konsentrasi polutan di udara menurun.
Berdasarkan situs pemantau udara, IQAir, Jakarta masih masuk dalam empat besar kota dengan kualitas udara buruk di Indonesia per 21 Agustus 2023.
BACA JUGA:Polusi Udara Jakarta Semakin Memburuk, Inilah Cara Cek Kualitas Udara Melalui Aplikasi Online
BACA JUGA:Polusi Udara Mengacam, Jaga Kesehatan Paru-paru Anda dengan Konsumsi 10 Jenis Buah-buahan Ini
Nilainya mencapai 158 dan masuk dalam kategori tidak sehat.
WHO pun telah 14 kali menemukan angka kandungan tersebut, yang mana melebihi batas standar.
Stasiun DKI Lubang Buaya, Jakarta, DKI Jakarta, mencatat PM2,5 mencapai 107 yang berarti Tidak Sehat meski masih 0 PM10.
PM 10 dan PM2,5 adalah jenis polutan berdasarkan ukurannya.
Umumnya berasal dari asap kendaraan bermotor dan industri.
Konsentrasi PM 2,5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi yaitu transportasi, residensial maupun dari sumber regional kawasan industri yang dekat dengan Jakarta.