Keterkaitan Sosok Sabdo Palon Dengan Penyebaran Agama Islam Di Tanah Jawa

Kamis 03-08-2023,10:00 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Dimas Satriyo

Sabdo Palon - Sosok Sabdo Palon merupakan salah satu legenda dari tanah Jawa yang memiliki hubungan cukup dekat dengan Majapahit. Lebih tepatnya beliau berasal dari daerah Gunung Tidar, Jawa Tengah

yang menganut agama Hindhu/ Budha terakhir. Terdapat keterkaitan antara sosok Sabdo Palon dengan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Sabdo Palon memiliki dua makna, “sabdo” berarti seseorang yang memberikan masukan atau ajaran, dan “palon” yang berarti pengancing atau pengunci kebenaran yang bergema dalam ruang semesta.

BACA JUGA:Mengulik Kisah Fakta Mengenai Legenda Bloody Mary

BACA JUGA:Gunung Lawu: Keindahan Alam dan Mitos di Puncak Jawa Tengah

Perjanjian Sabdo Palon Dan Syekh Subakir

Sosok Sabdo Palon menjadi terkenal karena pertarungannya dengan Syekh Subakhir yang berlangsung selama 40 hari 40 malam tetapi berakhir dengan seimbang.

Hal itu membuat lahirnya Perjanjian Legendaris yang dipercaya masyarakat jawa.

Dalam dialog yang dilakukan antaran Syek Subakir dan Sabda Palon, sempat membahas mengenai Kapitayan ajaran asli Jawa atau ajaran yang hampir sama dengan ajaran agama Islam.

Isi perjanjian tersebut adalah

  1. Jangan ada sistem pemaksaan masyarakat untuk memeluk agama Islam.

  2. Jika hendak mendirikan bangunan, jangan sampai menghilangkan unsur budaya Jawa di dalam bangunan tersebut

  3. Jika nanti mendirikan kerajaan Islam, maka Ratu pertama harus dari darah campuran.

  4. Jangan jadikan Jawa menjadi orang Arab, karena kearifan suku Jawa harus tetap dilestarikan walaupun sudah ada unsur Agama yang masuk ke sana.

Keempat syarat tersebut akhirnya disepakati dan itulah cikal bakal menyebarnya ajaran Agama Islam di tanah Jawa, bahkan beberapa ulama banyak yang menyebarkan ajaran Islam dengan kearifan lokal agar tetap menjaga budaya yang telah ada. 

Kemasyhuran Sabdo Palon Dalam Beberapa Serat

Nama Sabdo Palon sendiri sempat tertulis dalam beberapa serat atau surat. Antara lain Serat Darmagandhul, Serat Damarwulan dan Serat Blambangan.

Dalam Serat Darmagandhul yang ditulis oleh Ki Kalamwadi, dengan waktu penulisan hari Sabtu Legi, 23 Ruwah 1830 Jawa, jika dalam penanggalan Masehi akan sama dengan 16 Desember 1900. 

Dari serat itu disebutkan bahwa Sabdapalon tidak bisa menerima sewaktu Brawijaya digulingkan pada tahun 1478 oleh tentara Demak dengan bantuan dari Walisongo.

Ia lalu bersumpah akan kembali setelah 500 tahun, saat korupsi merajalela dan bencana melanda, untuk menyapu Islam dari Jawa dan mengembalikan kejayaan agama dan kebudayaan Jawa

Kategori :