JAKARTA, RADARPENA - Negara tercinta Indonesia masih berada dalam zona kelas menengah jika dibandingkan dengan negara. berkembang lainnya.
Menurut pakar ekonomi, Indonesia hanya tersisa waktu 13 tahun lagi, apakah tetap dalam kondisi seperti ini atau keluar menjadi negara yang berbeda.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan di masa depan tepatnya pada tahun 2035, Indonesia berkesempatan keluar dari jebakan negara kelas menengah.
Hal ini bisa dilakukan jika masyarakat Indonesia harus produktif.
BACA JUGA:Akan ada 9 Kawasan Ekonomi Sebagai Penopang IKN Nusantara
"Tidak semua negara lulus dari middle income trap. Kuncinya tentu adalah infrastruktur, baik darat, udara, dan laut. Indonesia butuh SDM yang sehat dan cerdas. Siap bersaing dengan perubahan artificial inteligence. Nah itu yang paling penting," jelasnya pada awak media saat Conference on National Strategic Projects (PSN), Kamis (27 Juli 2023).
Oleh karena itu percepatan pembangun sangat diperlukan terutama pada Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Diketahui, sebanyak 158 Proyek Strategis Nasional sudah beroperasi sebagai penopang utama transformasi ekonomi.
BACA JUGA: Cara BI Mengembangkan Ekonomi Syariah
Dalam delapan tahun terakhir Proyek Strategis Nasional telah menelan investasi Rp 1.107,2 triliun.
"Oleh karena itu, politeknik-politeknik itu penting. Kalau tidak, masyarakat sekitar tidak langsung menikmati. Pemerintah juga mendorong agar CSR-CSR wajib ke wilayah di sekitar lokasi kegiatan ekonomi berada. Kita tidak ingin melihat ekonomi tinggi, pembangunannya tinggi, tetapi masih ada angka kemiskinan," jelas Airlangga.
Pada kuartal pertama 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen.
BACA JUGA:Tri Adhianto:
Pertumbuhan ini cukup tinggi diantara negara-negara G20.
Dari segi industri, Indonesia mencapai tingkatan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur sebesar 52,7 persen, inilah yang menjadi modal utama mentransformasi perekonomian Indonesia..