Mitologi Yunani – Karya Siapa?

Kamis 20-07-2023,14:46 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Reza Fahlevi

JAKARTA, RADARPENA - Informasi mengenai mitologi Yunani yang diketahui pada masa sekarang sebagian besar diperoleh dari karya  sastra Yunani kuno  dan representasinya pada media visual yang berasal dari  Periode Geometrik , yaitu sekitar abad 900-800 SM.

Faktanya, sumber karya sastra dan arkeologi saling terintegrasi. Meskipun, terkadang keduanya bisa saling mendukung atau saling bertentangan.

Walaupun dalam beberapa kasus, eksistensi korpus inilah yang menjadi indikasi kuat ,bahwa banyak elemen mitologi Yunani yang memiliki akar faktual dan sejarah yang kuat.

SASTRA

Narasi mitis memainkan peranan penting dalam hampir setiap genre sastra Yunani. Meskipun demikian, satu-satunya buku pedoman mitografi umum yang masih bertahan dari masa antikuitas Yunani hanyalah  Bibliotheke  buatan  Pseudo-Apollodoros .

Karya itu berusaha mendamaikan kisah-kisah kontradiktif dari para penyair serta menyediakan ikhtisar lengkap mengenai legenda kepahlawanan dan mitologi Yunani tradisional.

Apollodoros hidup pada tahun 180–120 SM dan banyak menulis mengenai topik tersebut. Tulisan-tulisannya kemungkinan membentuk dasar bagi karya-karya selanjutnya.

Akan tetapi  Bibliotheke  menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi lama setelah Apollodoros meninggal, karena itulah pembuatnya dinamai Pseudo-Apollodoros.

Di antara sumber-sumber sastra terawal adalah dua wiracarita karya  Homeros ,  yaitu  Iliad   dan  Odisseia . Para penyair lainnya ikut membuat wiracarita yang melengkapi  Siklus Epik , tetapi sajak-sajak ini hampir keseluruhannya telah hilang.

Ada pula kumpulan sajak yang dinamai  Himne Homeros . Akan tetapi, terlepas dari namanya, Himne Homeros tidak punya kaitan langsung dengan Homeros. Sajak-sajak dalam  Himne Homeros  adalah himne-himne paduan suara yang berasal dari bagian yang lebih awal dari apa yang disebut sebagai  Zaman Lira .  

Hesiodos , yang diperkirakan hidup sezaman dengan Homeros, menulis karya berjudul  Theogonia  ("Asal usul Para Dewa). Wiracarita tersebut merupakan salah satu naskah terlengkap mengenai mitos Yunani awal dan menceritakan tentang penciptaan dunia; asal muasal para dewa,  Titan , dan  Gigant ; selain juga menguraikan silsilah, folklor, dan mitos etiologi.

Karya Hesiodos lainnya, yaitu  Erga kai Hemerai , merupakan puisi didaktik yang bercerita mengenai kehidupan bertani, selain juga meliputi mitos  Prometheus ,  Pandora , serta  Lima Zaman Manusia .

Hesiodos juga memberi nasihat bagaimana cara supaya dapat berhasil dalam menjalani hidup di dunia yang berbahaya ini, yang oleh para dewa dibuat menjadi lebih berbahaya. Para penyair lira sering mengambil tema-tema dari mitologi dan memasukkannya ke dalam sajak-sajak mereka.

Namun mereka menyampaikannya dengan cara yang kurang naratif dan cenderung lebih alusif. Para penyair lira Yunani di antaranya adalah  Pindaros ,  Bakkhylides ,  Simonides  dan penyair pedesaan semacam  Theokritos  atau  Bion . Masing-masing mengisahkan insiden-insiden mitologi secara individual.

Selain digunakan dalam sajak lira, tema-tema dalam mitologi Yunani juga sangat sentral bagi  drama-drama Athena . Penulis drama  tragedi  seperti  Aiskhilos ,  Sofokles , dan  Euripides   mengambil sebagian besar plot cerita mereka dari mitos-mitos mengenai zaman kepahlawanan dan Perang Troya.

Banyak cerita tragedi (misalnya cerita  Agamemnon  dan anak-anaknya,  Oidipus ,  Iason ,  Medeia , dll) yang bentuk klasiknya muncul dalam drama-drama tragedi itu. Penulis drama  Aristofanes  juga menggunakan mitos Yunani dalam dramanya, di antaranya dalam drama yang berjudul  Ornithes  ("Burung") dan  Batrakhoi  ("Katak").

Sejarawan  Herodotos  dan  Diodoros Sikolos , serta geografer  Pausanias  dan  Strabo , melakukan perjalanan keliling dunia Yunani dan mencatat cerita-cerita yang mereka dengar. Sebagai hasil dari perjalanannya, mereka berhasil menjabarkan banyak sekali legenda dan mitos lokal dalam tulisan-tulisan mereka, kadang mereka memberikan versi alternatif yang kurang dikenal.

Herodotos secara khusus mempelajari berbagai tradisi yang dia kenal dan menyimpulkan bahwa banyak kisah mitologis yang sebenarnya memiliki asal usul historis dari perseteruan antara Yunani dan Dunia Timur. [10] [11] Herodotos berupaya untuk mempertemukan asal usul dan pencampuran konsep budaya yang berbeda itu.

Sajak-sajak dari zaman  Helenistik dan  Romawi kuno kebanyakan disusun untuk tujuan sastra ketimbang untuk kultus pemujaan. Meskipun demikian, semua itu mengandung banyak rincian penting yang mungkin saja dapat hilang. Dalam kategori ini, terdapat karya-karya dari:

  1. Para penyair Romawi, contohnya  Ovidius,  Statius,  Valerius Flaccus,  Seneca, dan  Virgilus dengan uraian dari  Servius
  2. Para penyair Yunani dari periode  Antik Akhir, yaitu  Nonnos,  Antoninos Liberalis, dan  Kointos Smyrnaios.
  3. Para penyair Yunani dari  periode Helenistik, antara lain  Apollonios dari Rodos,  Kallimakhos, Pseudo- Eratosthenes, dan Parthenios.
  4. Para penulis novel dari Yunani dan Romawi, di antaranya adalah  Apuleius,  Petronius,  Lollianus, dan  Heliodoros.
Naskah kuno Fabulae dan Astronomica buatan penulis Romawi, Pseudo- Hyginus, adalah dua kompendium mitos non-puitis yang sangat penting. Eikones buatan  Filostratos Tua dan  Filostratos Muda serta Ekhpraseis buatan  Kallistratos adalah dua sumber sastra lainnya yang juga mengambil tema dari mitologi.***(dms)

Kategori :