JAKARTA, RADARPENA - Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan nama bunga ini, bunga edelweis yang biasa ditemukan para pendaki di daerah pegunungan.
Bunga edelweis merupakan tanaman yang tumbuh di ketinggian dan dikenal sebagai bunga abadi karena mempunyai kelopak cantik dan tidak mudah layu.
Namun bunga ini sebenarnya dilarang untuk dipetik, dilansir dari laman Menlhk.go.id, undang-undang pasal 33 ayat 1 melarang bunga Edelweis dipetik.
BACA JUGA:Wajib Tahu, Manfaat Dari Bunga Telang Untuk Kecantikan Wajah
Di mana, undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, menyatakan kalau pemetik atau pencabut bunga edelweis akan dikenakan sanksi paling besar Rp 100 juta rupiah.
Memetik bunga edelweis dilarang karena bunga ini terancam punah, meski demikian para pendaki bisa berkunjung ke taman nasional dan masyarakat yang melakukan budidaya bunga edelweis.
Berikut ini asal mula bunga edelweis :
Bunga ini ditemukan pertama kali di Indonesia di daerah lereng gunung gede tepatnya di Jawa Barat.
Bunga edelweis ditemukan oleh ilmuwan asal negara Jerman yang bernama Caspar Georg Carl Reinwardt, dan diteliti lebih lanjut oleh Carl Heinrich Schultz pada 1819.
BACA JUGA:Taman Bunga Abadi Edelweis: Pusat Edukasi dan Konservasi di Gunung Bromo
Nama bunga edelweis sendiri berasal dari bahasa Jerman. Edel artinya mulia dan Weiss artinya putih.
Edelweis Jawa memiliki nama latin yaitu Javanese Edelweiss, sedangkan nama ilmiahnya Anaphalis Javanica.
Bunga Edelweis disebut bunga abadi karena bunga ini mekar pada waktu yang lama, dan bunga ini tidak gampang layu.
Bunga Edelweis mengandung hormon etilen untuk mencegah kerontokan pada kelopak bunga. Bunga abadi ini bisa mekar serta bertahan sampai 10 tahun loh.
Berikut ini beberapa fakta menarik mengenai bunga edelweis :