JAKARTA, RADARPENA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, dari sekitar 200 juta penderita osteoporosis di atas usia 50 tahun, 32,8 persen di antaranya adalah wanita dan 28,3 persen sisanya yaitu pria.
Dari data tersebut terlihat bahwa osteoporosis lebih banyak diderita oleh wanita.
Hal itu dapat terjadi karena struktur tulang dan kadar hormon estrogen yang berkurang ketika wanita memasuki masa menopause, hamil, dan menyusui.
Setiap tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia.
BACA JUGA:Kandungan Buah Sirsak dan Manfaatnya untuk Ibu Hamil
Dengan adanya hari Osteoporosis mengingatkan agar kita memperhatikan kesehatan tulang, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.
Penderita osteoporosis biasanya memiliki risiko tinggi mengalami sakit patah tulang panggul, patah tulang pergelangan tangan, dan patah tulang belakang.
Osteoporosis secara harfiah merupakan Tulang Keropos, yaitu penyakit dimana terjadi berkurangnya kepadatan dan kualitas tulang, tulang menjadi lebih keropos dan rapuh.
BACA JUGA:Manfaat Daun Sirsak dan Cara Pengolahannya
Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, Osteoporosis adalah suatu penyakit tulang yang ditandai dengan adanya penurunan masa tulang dan perubahan struktur pada jaringan tulang yang menyebabkan kerentanan tulang meningkat disertai kecenderungan terjadinya fraktur, terutama pada proksimal femur, tulang belakang dan tulang radius.
Kata osteoporosis berasal dari bahasa Yunani yang artinya ‘tulang’ dan ‘lubang’, menunjukkan pada kita bahwa tulang yang terkena menjadi berlubang-lubang pada strukturnya.
Osteoporosis dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Osteoporosis primer
Terdiri atas tipe 1, yaitu osteoporosis pasca menopause, biasanya terjadi pada wanita setelah berhenti mengalami menstruasi.
Sementara untuk tipe 2 adalah osteoporosis senilis, terjadi pada orang tua di atas usia 75 tahun.