Kisah Horor Nyata Ritual Manten Tebu, Rahasia Makmur Desa Pabrik Gula

Kisah Horor Nyata Ritual Manten Tebu, Rahasia Makmur Desa Pabrik Gula

Menceritakan pengalaman horor kisah nyata Nisa atas kehidupannya yang dianggap pembawa sial usai menjalani prosesi manten tebu.-Youtube-Hirotada Radifan

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Siapa sangka berawal dianggap dari pembawa sial, justru membuka sebuah rahasia dari ritual manten tebu yang mengubah kehidupannya dan juga seluruh warga desa pabrik gula.

Nisa adalah seorang wanita yang menceritakan kehidupan pahitnya yang dianggap anak pembawa sial oleh kampungnya bahkan keluarganya.

Kejadian ini terjadi di tahun 2017 yang membuat dirinya merasa tak dianggap bahkan dijauhi oleh seluruh warga kampung.

Hingga akhirnya sebuah fakta kelam mengejutkan warga kampung tentang ritual manten tebu di sebuah desa di Jawa Tengah dan mengubah kehidupan mereka semua. Begini kisahnya!

BACA JUGA:Kisah Nyata! Cerita Horor Menyayat Hati Dila, Surat Kecil Permohonan Maaf Ibu di Hari Lebaran

Kehidupan Nisa yang Dianggap Pembawa Sial

Nisa lahir di sebuah daerah di Jawa Tengah tepatnya di sebuah desa yang masyarakatnya hidup dari pekerjaan penggilingan tebu.

Kisah nyata ini, Nisa bagikan kepada Youtuber Hirotada Radifan yang aktif menceritakan kisah horor yang dialami oleh penontonnya.

Nisa menceritakan sewaktu dirinya masih dikandung dan akhirnya dilahirkan namun justru malah menjadi kehidupan yang membuat dirinya merasa bersalah dalam kehidupannya lantaran dianggap sebagai anak pembawa sial.

Cerita ini bermula ketika di desa tersebut memasuki musim penggilingan, biasanya sebelum dilaksanakan selalu ada ritual manten tebu untuk mempelancar segala prosesi hingga menjadi gula dan menjadi sumber kehidupan masyarakat di desa sana.

Adapaun ritual manten tebu menggunakan dua batang tebu, yang sudah didandani layaknya pasangan manten (laki-laki dan perempuan), dan diarak keliling kampung sebelum akhirnya masuk ke penggilingan.

Nisa merupakan anak dari keluarga terpandang, karena ayahnya adalah petinggi di pabrik gula yang berada di desa tersebut.

Di momen ritual tersebut, sang ibu yang saat itu mengandung Nisa mengabaikan aturan yang pamali untuk dilanggar, yakni seorang wanita hamil dilarang untuk mengikuti ritual manten. Meski sudah diingati oleh masyarakat namun tetap dilakukan.

Meski prosesi berjalan dengan lancar, pada saat selesai secara tiba-tiba air ketuban ibu Nisa pecah dan menandakan waktunya melahirkan, meski pada saat itu usia kandungannya baru 8 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: