Wasit Munuera Montero Dibebastugaskan RFEF, Diselidiki Dugaan Potensi Konflik Kepentingan

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mengambil langkah tegas dengan membebastugaskan wasit Munuera Montero dari memimpin pertandingan La Liga akhir pekan ini.

Keputusan ini diambil menyusul kontroversi kartu merah yang diberikan kepada Jude Bellingham dalam laga terbaru, yang memicu kemarahan banyak pihak.

Selain itu, RFEF juga mengumumkan penyelidikan resmi terhadap bisnis konsultan olahraga milik Montero, Talentus Sports, yang diketahui memiliki klien klub-klub besar Eropa seperti Manchester City, PSG, Aston Villa, dan Atletico Madrid.

Investigasi ini bertujuan untuk menentukan apakah ada potensi konflik kepentingan antara peran Montero sebagai wasit dan aktivitas bisnisnya di luar lapangan.

Talentus Sports, yang bergerak di bidang konsultan dan manajemen olahraga, dilaporkan memiliki hubungan dengan berbagai institusi sepak bola, termasuk LaLiga, UEFA, dan bahkan RFEF sendiri.

Komite Kepatuhan RFEF sedang menilai apakah hubungan-hubungan ini melanggar Pasal 9.1 Kode Regulasi, yang melarang wasit memiliki kepentingan sekunder yang dapat mengganggu tugas profesional mereka.

BACA JUGA:Jude Bellingham Dapat Kritikan Pedas dari Media Spanyol Gegara Krisis Gol di Real Madrid

BACA JUGA:Striker Chelsea Cole Palmer Sabet Gelar Pemain Terbaik Inggris, Geser Jude Bellingham dan Bukayo Saka

Jika terbukti melanggar, Montero bisa menghadapi sanksi berat, termasuk denda sebesar €100 ribu dan larangan memimpin pertandingan selama 5 tahun.

Kasus ini semakin memperkeruh polemik terkait integritas wasit di La Liga, terutama setelah insiden kontroversial di lapangan. Banyak pihak kini menunggu hasil investigasi RFEF dan dampaknya terhadap kepemimpinan wasit di kompetisi tertinggi Spanyol.

Meski investigasi masih dalam tahap awal, kasus ini telah menimbulkan pertanyaan serius tentang transparansi dan etika dalam dunia sepak bola. RFEF diharapkan dapat memberikan kejelasan dan keputusan yang adil untuk menjaga integritas kompetisi.

Sumber: