Viral! Gegara Tunggak Bayar SPP, Bocah SD Dihukum Duduk di Lantai, Cak Imin: Gurunya Harus Diedukasi

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menanggapi viralnya video bocah SD di Medan yang dihukum guru lantaran menunggak SPP (sumbangan pembinaan pendidikan).

Siswa berinisial M (10 tahun) tersebut dihukum guru H dari SD Abdi Sukma Medan untuk duduk di lantai kelas selama tiga hari saat proses belajar-mengajar berlangsung.

Diketahui, ia belum membayarkan biaya SPP selama tiga bulan, yakni Oktober, November, dan Desember 2024.

"Jangan kaya gini, Bu. Saya juga dulu pernah sekolah. Peraturan itu tidak bisa, peraturan itu tidak bisa ibu buat untuk anak duduk di bawah," ujar ibu M, Kamelia, dikutip dari arsip Disway, 11 Januari 2025.

Ia mengeklaim tidak akan mempermasalahkan jika anaknya dihukum karena tidak mengerjakan PR.

Sebaliknya, Kamelia mengaku tidak tega anaknya mendapatkan perlakuan berbeda dari siswa lainnya karena hal ini.

Menanggapi kabar ini, Cak Imin mengatakan bahwa guru yang menghukum anak tersebut perlu diedukasi.

BACA JUGA:Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan Kembali Mencuat, Menteri Agama: Masih dalam Tahap Kajian

BACA JUGA:Hari Pertama Program Makan Bergizi Gratis, 12.054 Porsi Disebar ke 41 Sekolah di Jakarta

"Tentu guru ini harus diberi edukasi oleh kepala dinas (pendidikan), oleh Pak Menteri Pendidikan, apalagi (pendidikan) dasar dan menengah," kata Cak Imin ditemui di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, 11 Januari 2025.

Terlebih, Cak Imin mengeklaim bahwa pendidikan dasar dan menengah merupakan konsentrasi utama pemerintah di bidang pendidikan.

"Sehingga kalau ada masalah, cepat-cepat sampaikan sehingga kita bisa cari jalan keluar," tuturnya.

Ia memastikan pemerintah akan memberikan solusi dari setiap permasalahan pendidikan yang terjadi.

"Tidak ada pendidikan dasar dan menengah yang tidak kita berikan solusi. Saya jamin, Presiden Prabowo sudah berkomitmen. Semua masalah yang dihadapi rakyat akan kita atasi," tandasnya. (Annisa Zahro)

Sumber: