Mengenal Fenomena Quiet Quitting, Perspektif Generasi Z di dalam Dunia Kerja

Quiet Quitting/ilustrasi-ilustrasi-Berbagai Sumber
“Ketika pekerjaan tidak memberikan nilai tambah atau fleksibilitas, mereka memilih untuk mencari alternatif lain yang lebih sesuai dengan gaya hidup mereka,” kata seorang pakar psikologi organisasi.
Fenomena ini memberikan sinyal penting bagi perusahaan untuk beradaptasi. Quiet quitting tidak selalu berarti karyawan malas, tetapi mencerminkan ketidakpuasan terhadap sistem kerja yang tidak memprioritaskan kesejahteraan karyawan.
Untuk mencegah lebih banyak kasus seperti ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah berikut:
- Memberikan Penghargaan yang Layak: Karyawan yang merasa dihargai lebih cenderung memberikan kontribusi maksimal.
- Mendukung Keseimbangan Hidup: Kebijakan kerja fleksibel dan waktu kerja yang manusiawi dapat meningkatkan kepuasan kerja.
- Meningkatkan Keterlibatan Karyawan: Mengintegrasikan tujuan perusahaan dengan nilai-nilai pribadi karyawan dapat meningkatkan komitmen mereka.
Generasi Z bukanlah generasi yang malas. Sebaliknya, mereka adalah generasi yang sadar akan pentingnya kesehatan mental dan kualitas hidup. Quiet quitting adalah respons terhadap sistem kerja yang dirasa tidak adil dan tidak mendukung kesejahteraan mereka.
Sebagai tanda peringatan bagi perusahaan, fenomena ini seharusnya menjadi momen introspeksi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, adil, dan mendukung perkembangan individu.
Dengan memahami kebutuhan dan nilai Generasi Z, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan bakat-bakat muda yang inovatif dan penuh potensi.
Jika perusahaan gagal beradaptasi, mereka berisiko kehilangan generasi pekerja yang bisa membawa perubahan positif bagi masa depan dunia kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: