Presiden Turki Erdogan Walk Out Kala Prabowo Pidato di KTT D-8, Respon DPR: Itu Hal yang Wajar
Presiden Indonesia Prabowo Subianto saat berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Kairo--Istimewa
Sukamta mendukung pernyataan kuat Prabowo itu karena dapat menunjukkan komitmen Indonesia yang terus berjuang bagi negara muslim seperti Palestina dan Suriah untuk mendapatkan kebebasan atas penjajahan yang mereka alami.
"Peran aktif Indonesia dalam menyuarakan keadilan di forum internasional adalah langkah strategis yang harus terus diperkuat," tuturnya.
Pada KTT D-8, Presiden Prabowo juga menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan isu global lainnya.
"Kami sangat mendukung solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara Muslim. Sikap ini sejalan dengan visi Indonesia untuk memperjuangkan keadilan global dan mempererat persaudaraan antarnegara Muslim," terang Sukamta.
Anggota Komisi di DPR yang mempunyai ruang lingkup tugas di bidang hubungan internasional dan pertahanan itu pun mendukung kritik Presiden Prabowo atas kurangnya penghormatan negara global terhadap resolusi PBB. Terutama, kata Sukamta, terkait dengan isu Palestina, Lebanon, dan Suriah.
BACA JUGA:Erdogan Beri Ucapan Selamat ke Prabowo: Semoga Anda Bawa Manfaat untuk Rakyat Indonesia
"Pesan Presiden Prabowo tentang pentingnya persatuan negara-negara Muslim relevan dalam menghadapi tantangan global, termasuk upaya memecah belah melalui strategi ‘divide et impera’," jelas Legislator dari dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut.
Sukamta menyoroti konflik berkepanjangan di negara Suriah yang telah menyebabkan lebih dari 500.000 korban jiwa dan jutaan orang terlantar.
Ia memandang bahwa stabilitas di Suriah tidak hanya penting bagi kawasan Timur Tengah, tetapi juga bagi perdamaian global.
Dalam hal rekonsiliasi politik global, Sukamta juga menekankan pentingnya bantuan internasional dalam membangun kembali infrastruktur dasar yang hancur akibat konflik. Menurut laporan Bank Dunia, biaya rekonstruksi Suriah diperkirakan mencapai USD 250 miliar.
"Indonesia dapat menjalin kerja sama bilateral di bidang pendidikan, kesehatan, dan perdagangan untuk mendukung proses ini. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat hubungan dengan Suriah," papar Sukamta.
Lebih lanjut, Sukamta mendorong kerja sama ekonomi dan transfer teknologi antarnegara D-8 sebagai langkah untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing negara-negara Muslim.
"Kami di DPR RI akan memastikan bahwa kebijakan nasional mendukung komitmen internasional yang telah disampaikan Presiden, khususnya dalam bidang ekonomi, teknologi, dan diplomasi kemanusiaan," tegasnya.
BACA JUGA:Prabowo Terima Ucapan Selamat dari Erdogan atas Keunggulan di Pilpres
Melalui momentum KTT D-8, Sukamta berharap Indonesia terus menjadi pelopor dalam memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan kemakmuran bagi negara-negara Muslim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: