Hindari Konflik dari Salah Bicara! 7 Kalimat Manis yang Dianggap Merendahkan Orang Lain
Jangan menyinggung perasaan jika tidak ingin disinggung--
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID Kata-kata adalah senjata yang ampuh. Meskipun terdengar manis dan penuh pujian, ada kalanya ucapan seseorang justru bisa merendahkan orang lain tanpa disadari. Kalimat-Kalimat ini sering kali dikemas dengan sopan atau lembut, namun jika diperhatikan lebih dalam, ada unsur tersirat yang membuat penerimanya merasa tidak nyaman, bahkan merasa diremehkan.
Inilah beberapa contoh kalimat manis yang ternyata merendahkan orang lain.
1. “Wah, untuk ukuran kamu, itu sudah bagus banget!”
Kalimat ini terdengar seperti pujian, tetapi sebenarnya menyiratkan batasan kemampuan seseorang. Frasa “untuk ukuran kamu” atau “dengan kemampuanmu” menunjukkan bahwa orang yang diberi pujian dianggap tidak cukup mampu, dan karena itulah pencapaiannya dipandang lebih rendah. Sebagai contoh, jika seseorang mengatakan ini kepada rekan kerja yang berhasil menyelesaikan proyek besar, seolah-olah mereka tidak percaya bahwa orang tersebut mampu melakukannya dengan baik.
Mengapa ini merendahkan? Kalimat ini mengandung penilaian tersembunyi bahwa orang tersebut tidak diharapkan mencapai hal yang lebih baik dari standar yang sudah ditetapkan.
BACA JUGA:Viral! Tapir Berukuran Besar Masuk Rumah Warga hingga Lantai 2, Bikin Penghuni Rumah Kaget
2. “Kamu pintar juga ya, padahal biasanya...!”
Pujian yang menyelipkan kata “padahal” atau “biasanya” memberi kesan bahwa si pemberi pujian tidak berharap banyak dari orang tersebut. Misalnya, mengatakan seseorang melakukan sesuatu dengan baik “padahal biasanya” dia dianggap kurang pandai dalam hal itu, secara tidak langsung merendahkan mereka. Kalimat ini membandingkan kesuksesan yang jarang terjadi dengan kegagalan yang dianggap lebih umum, seolah-olah sukses tersebut adalah hal yang mengejutkan dan tidak biasa.
3. “Nggak nyangka kamu bisa, lho!”
Kalimat ini sering kali diucapkan dengan niat baik, sebagai bentuk kekaguman, tetapi sebenarnya menyiratkan bahwa orang tersebut dianggap tidak mampu sebelumnya. Ucapan ini lebih fokus pada keheranan pemberi komentar daripada pada pencapaian yang sebenarnya. Akibatnya, penerima ucapan bisa merasa diremehkan, karena pencapaiannya dipandang sebagai sesuatu yang tidak terduga atau langka. Rasa kaget yang diekspresikan menunjukkan bahwa orang tersebut awalnya tidak dipercaya mampu melakukannya, yang bisa mengurangi penghargaan terhadap kerja kerasnya.
4. “Untuk seorang perempuan, kamu hebat banget!”
Pujian yang berbasis gender, seperti ini, secara langsung mengaitkan kesuksesan seseorang dengan stereotip gender mereka. Kalimat seperti ini seolah-olah menganggap bahwa prestasi tertentu jarang terjadi pada kelompok tertentu, sehingga keberhasilan individu tersebut dipandang sebagai pengecualian yang langka. Dengan menyoroti gender, kalimat ini menempatkan kesuksesan orang tersebut sebagai sesuatu yang aneh atau luar biasa, bukan hasil dari kemampuan atau usaha mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: