Risiko Menikah di Usia Muda Terhadap Kesehatan Mental, Salah Satunya Tekanan yang Berat
Tips Menjaga Kesehatan Mental dalam Pernikahan-ilustrasi-ist
Kehilangan jaringan sosial dan dukungan dari teman-teman sebaya bisa memperparah perasaan kesepian dan terisolasi, yang berdampak negatif pada kesehatan mental.
Sebuah studi menunjukkan bahwa individu yang menikah di usia muda cenderung mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang menikah di usia yang lebih matang.
Hal ini sering kali disebabkan oleh perubahan drastis dalam kehidupan sosial dan tekanan yang datang dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
4. Kesulitan Menyeimbangkan Peran
Pasangan muda sering kali kesulitan menyeimbangkan peran sebagai suami atau istri dengan peran lain dalam kehidupan mereka, seperti sebagai pelajar atau pekerja.
Ketidakseimbangan ini bisa menyebabkan stres kronis dan perasaan kewalahan, yang pada akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental.
Bagi perempuan muda, tekanan untuk menyeimbangkan peran sebagai ibu rumah tangga dan pekerja juga bisa menjadi tantangan besar.
Perempuan muda yang menikah sering kali harus menghadapi ekspektasi tinggi untuk menjadi istri dan ibu yang baik, sementara pada saat yang sama mereka juga berusaha mengejar karier atau pendidikan. Tekanan ini bisa sangat melelahkan secara mental.
Secara garis besar, pernikahan di usia muda memang memiliki risiko signifikan terhadap kesehatan mental, terutama jika pasangan belum sepenuhnya siap secara emosional dan psikologis.
Penting bagi pasangan yang mempertimbangkan untuk menikah di usia muda untuk mengevaluasi kesiapan mereka dan mencari dukungan yang diperlukan.
Edukasi tentang kesehatan mental dan keterampilan mengelola stres juga sangat penting untuk memastikan bahwa pernikahan tersebut dapat berjalan dengan sehat dan bahagia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: