Pendatang Baru Diprediksi Menurun, Sekda Imbau Balik ke Jakarta Jangan Bawa Saudara

Pendatang Baru Diprediksi Menurun, Sekda Imbau Balik ke Jakarta Jangan Bawa Saudara

Jumlah Pemudik Lebaran 2024 Diperkirakan Lebih Banyak -ilustrasi/Ayu Novita-DISWAY Grup

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID-Pemerintah Provinsi DKI JAKARTA memprediksikan pendatang baru ke JAKARTA usai Lebaran 2024 akan mengalami penurunan.

Tercatat, penurunan pendatang baru ke Jakarta mencapai 10.000 hingga 15.000 orang. 

Pembangunan nasional yang mulai merata di sejumlah daerah, kata Budi, salah satu penyebab menurunnya pendatang baru ke Jakarta.

BACA JUGA:Rusia Kirim Kapal Perang Angkatan Laut ke Iran

"Pada 2024 pendatang baru yang ke Jakarta akan mengalami penurunan khususnya usai Lebaran Idulfitri 2024. Kami memprediksikan akan turun 10 ribu hingga 15 ribu orang,” kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta, Budi Awaludin, Minggu 14 April 2024.  

Selain itu, Budi menjelaskan, tren jumlah pendatang usai lebaran atau arus balik mudik selama empat tahun terakhir.

“Untuk tahun 2020 itu ada 24.043 orang, tahun 2021 ada 20.046 orang, tahun 2022 ada 27.478 orang dan 2023 ada 25.918. Kami mengimbau kepada warga Jakarta untuk tidak membawa saudara, kerabat dan keluarga lain usai lebaran tanpa ada jaminan tempat tinggal dan tempat kerja yang layak,” kata Budi.

BACA JUGA:714 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabotabek hingga H+2 Hari Raya Idulfitri 1445 H

Sementara, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Joko Agus Setyono mengimbau, bagi para pemudik untuk tidak mengajak sanak saudara mengadu nasib di Jakarta. Terutama yang tidak mempunyai keahlian yang memadai. 

"Pada keselamatan ini saya mengimbau kepada masyarakat yang mudik agar kembali tidak mengajak sanak, keluarga dan tetangga untuk mengadu nasib di Jakarta. Terutama tidak memiliki kemampuan bekerja dan persiapan yang memadai,” kata Joko. 

Menurut Joko, masyarakat perantau yang datang ke Jakarta sangat berisiko mengalami berbagai kesulitan jika tidak memiliki kemampuan kerja. Mengingat akses pekerja di Jakarta tidak mudah. 

"Pertimbangan risiko yang akan mereka hadapi seperti kesulitan memenuhi persyaratan administrasi pendudukan, akses terhadap pekerjaan. Kemudian menemukan tempat tinggal yang layak dan tetap," ujar Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: