Cek Kesehatan Mental ke Psikolog Atau Psikiater? Ini Perbedaannya
Kesehatan reproduksi tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik/ilustrasi-ilustrasi-Pinterest
Saat melakukan diagnosis, psikolog mempersilahkan kliennya untuk bercerita mengenai masalah yang dihadapi. Kemudian, psikolog mempersilahkan klien untuk melakukan cognitive behavioural test guna melihat perilaku dan emosional.
Tes tersebut bergantung pada masalah yang dimiliki klien. Model tes seperti kuesioner, tes IQ, hingga neuropsikologi guna melihat perkembangan kognitif dan memori. Jika gangguan mental semakin parah, psikolog akan merekomendasikan Anda untuk kontrol lebih lanjut dengan psikiater.
Psikiater umumnya melakukan diagnosis gangguan kejiwaan secara lebih medis. Psikiater akan mempelajari semua gejala yang dialami pasien, memeriksa riwayat gangguan kesehatan yang dialami, obat-obatan yang dikonsumsi, dan hasil diskusi dengan pasien.
Karena pemeriksaannya lebih medis, psikiater juga dapat memberikan rekomendasi obat-obatan atau jenis terapi untuk proses penyembuhan.
BACA JUGA:Depresi dan Stress, karena Beban Hidup, Dapat Sembuh di Tangan Psikolog Klinis
BACA JUGA:Mengenal Arti Ilmu Psikologi, Yuk Temukan Manfaat & Kegunaan Ilmu Tentang Perilaku Manusia ini
BACA JUGA:6 Ciri Psikologi Seseorang Dilihat Dari Gaya Chat yang Digunakan
Bagaimana sudah mengetahui perbedaannya? Secara ringkas jika mengalami gangguan mental yang menghantui aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh faktor sosial dan lingkungan, konsultasikan terlebih dulu dengan psikolog.
Psikolog tidak memberikan diagnosis gangguan kejiwaan, tetapi dapat membantu memberi kesimpulan terhadap masalah yang mengganggu hingga pikiran, perilaku, dan emosional melalui berbagai pendekatan.
Namun, jika gangguan mental semakin parah hingga menimbulkan gejala fisik, dan tidak cukup hanya berkonsultasi dengan psikolog, kunjungi dokter spesialis jiwa atau psikiater. Ia dapat melakukan diagnosis dan memberikan obat untuk meredakan gangguan mental yang bisa menyerang fisik.
Tidak jarang bagi ODGJ (Orang dalam gangguan jiwa) yang rutin berkonsultasi dengan psikiater masih tetap dalam pengawasan psikolog.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: