Stabilkan Harga Kebutuhan Pokok, Pemkot Bekasi dan Bulog Gelar Pasar Murah Hingga Juni 2024
Pemkot Bekasi dan Bulog Gelar Pasar Murah Hingga Juni 2024-ilustrasi-Berbagai sumber
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Terjadinya anomali harga kebutuhan pokok beberapa waktu yang lalu ini mendapat perhatian dari pemerintah kota Bekasi.
Agar daya beli masyarakat tetap terjaga, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah mendapatkan alokasi pendistribusian kebutuhan pangan dari Bulog yang berlangsung sampai bulan Juni 2024.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya kolaborasi antara Pemkot Bekasi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat untuk mengadakan pasar murah bagi masyarakat.
BACA JUGA:Musim Mudik Semakin Dekat, Pemkot Bekasi Targetkan Perbaikan Jalan Segera Selesai
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bekasi, Herbert SW Panjaitan, mengungkapkan rasa syukurnya atas alokasi tersebut.
"Alhamdulillah, di Kota Bekasi dialokasikan 6 kali kegiatan pasar murah sampai bulan Juni 2024 nanti," ujar Herbert.
Lebih lanjut, Herbert menjelaskan bahwa pasar murah ini menawarkan 12 jenis komoditas pokok yang meliputi beras, minyak goreng, telur, daging, gula pasir, bawang, dan cabai.
BACA JUGA:Populer dan Keren Buat Isi Liburan Panjang, 6 Tempat Wisata untuk Turis di Singapura, Yuk Simak!
Penawaran harga di pasar murah ini dijanjikan sangat menarik, contohnya beras yang biasanya dijual Rp60 ribu sampai Rp70 ribu per 5 kg di pasar biasa, di pasar murah ini ditawarkan dengan harga Rp160 ribu per 10 kg.
Sementara itu, daging yang di pasar dihargai Rp130 ribu per kg, di pasar murah ini hanya Rp85 per kg.
Kegiatan pasar murah ini digagas sebagai bentuk partisipasi pemerintah dalam memastikan ketersediaan pangan dan jaminan harga yang terjangkau bagi masyarakat, khususnya di tengah kelangkaan beras yang saat ini terjadi di Kota Bekasi.
BACA JUGA:Sambut Libur Panjang Lebaran, Ini 6 Ide Staycation Bersama Keluarga yang Murah Meriah Tapi Seru
Kelangkaan ini disebabkan oleh kondisi musim kemarau yang berpengaruh pada penundaan waktu tanam dan produksi.
Namun, dengan kembalinya musim hujan dan dimulainya musim tanam, Herbert optimis bahwa masalah ketersediaan beras dapat segera teratasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: