Tumbuh 5 Persen Secara Beruntun, Sri Mulyani Pede Indonesia Mampu Bertahan di Tengah Krisis Ekonomi Global

 Tumbuh 5 Persen Secara Beruntun, Sri Mulyani Pede Indonesia Mampu Bertahan di Tengah Krisis Ekonomi Global

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap Indonesia mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global. Terlihat dari ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5% secara beruntun.

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa proses ini tidaklah mudah, sebab pasca masa pandemi Covid-19, Indonesia harus di hadapkan dengan dampak krisis ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina.

Tidak hanya itu, Indonesia harus berjuang di tengah inflasi dari negara-negara maju.

Di tengah gempuran krisis ekonomi global, Sri Mulyani mengatakan bahwa ekonomi Indonesia mampu tumbuh tinggi.

Hal tersebut dapat terlihat dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekitar 5 persen selama 8 kuartal secara beruntun.

"Dalam 8 kuartal ini gejolak ekonomi tidak pernah berhenti," ujar Sri Mulyani saat Penyerahan Secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2024.

BACA JUGA:

Pada tahun ini, pemerintah menyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2023 akan tetap stabil dan kuat. Bahkan pada sektor produk domestik bruto (PDB) diperkirakan optimis tumbuh di atas 5 persen pada tahun ini.

Sri Mulyani sebelumnya berharap keseluruhan tahun 2023, ekonomi Indonesia tetap terjaga di atas 5%, yakni 5,04%. Adapun, paket yang disiapkan pemerintah a.l. PPN ditanggung pemerintah (DTP) hingga tambahan bansos beras dan BLT.

"Kita harap perekonomian kita tetap akan terjaga di 5,04% karena kalau tidak dengan kuartal III di 4,94% dan kuartal IV tidak diberikan dukungan, bisa saja pertumbuhan ekonomi bisa turun ke 4,99% (2023)," papar Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga bercerita soal ketangguhan Indonesia alam melewati krisis atau guncangan hingga ekonomi RI sempat anjlok sebesar 13 persen.

Dirinya mengatakan sejumlah goncangan yang di hadapi Indonesia mulai dari krisis moneter pada tahun 1998 hingga krisis akibat pandemi Covid-19.

Meski demikian, ia menilai akhirnya Indonesia bisa melakukan reformasi hingga tetap tumbuh kuat dan resilien di tengah banyaknya guncangan.

"Kita telah menjalani proses reformasi yang sangat panjang. Sebenarnya reformasi ini dipicu oleh krisis keuangan tahun 1997-1998 yang sangat merugikan Indonesia," kata Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: