Penemuan Jejak Sungai Kuno yang Terkubur di Bawah Lapisan Es Antartika Timur

Penemuan Jejak Sungai Kuno yang Terkubur di Bawah Lapisan Es Antartika Timur

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Belakangan ini sedang ramai penemuan jejak sungai kuno yang di temukan oleh para ilmuwan dibawah lapisan es Antartika Timur (EAIS).

Menurut para ilmuawan yang menemukan jejak sungai kuno tersebut, pada jutaan tahun yang lalu terdapat tiga sungai yang berkelok-kelok yang melewati dataran tinggi, palung, lembah, dan menuju ke garis pantai. Seorong waktu sungai tersebut ditenggelamkan oleh es Antartika.

Jika melihat pada masa sekarang, bentuk muka bumi kini sudah banyak mengalami perubahan yang kompleks dan berlangsung untuk jangka waktu yang sangat lama.

BACA JUGA:Kenali Cara Ilmuwan Memperkirakan Jumlah Bintang di Galaksi

BACA JUGA:Siapa itu Stephen Hawking? Inilah 15 Kutipan Inspiratif Ilmuwan Pengungkap Rahasia Semesta

Proses dampak geologi dan perubahan aktivitas atmosfer bumi yang telah terjadi sejak sekian abad lamanya, membuat bentuk relief permukaan bumi bervariatif dari waktu ke waktu.

Namun belakangan ini terjadi hal yang mengejutkan dunia, bentangan alam yang ada di bumi tidak lagi tersembunyi di bawah es. Dimana para ilmuwan menemukan bentuk misterius yang dianggap seperti sungai kuno yang berada tepat di bawah lapisan Es Antartika Timur (EAIS).

Untuk menemukan jawaban, para ilmuwan dari Universitas Durham melakukan penelitian dengan menggunakan satelit dan radar untuk mendalami guna melihat tiga area tempat terbentuknya sungai. Dikatakan juga bahwa penemuan tersebut berada di sekitar 215 mil (346 km) dari tepi lapisan es.

Penjelasan Peneliti Mengenai Sungai Kuno

Pasca penemuan sungai kuno misterius dibawah lapisan Es Antartika Timur (EAIS), para peneliti melakuakan penganalisaan lanskep permukaan bumi di cekungan Aurora-Schmidt, pedalaman gletser Denman dan Totten.

Menurut informasi yang diketahui oleh Popular Mechanics, para ilmuwan mengungkap ketiga blok dataran tinggi tersebut dipisahkan oleh palung dalam yang terbentuk sebelum glasiasi. Ketika sungai melintasi wilayah tersebut hingga ke garis pantai, Benua kuno Gondwana akhirnya pecah.

Akibat dari pecahnya benua-benua tersebut kemungkinan besar menyebabkan terbentuknya lembah-lembah diantara blok-blok dataran tinggi. Dan membuat kawasan ini tertutup pada 34 juta tahun yang lalu.

Sejak saat itu Es di Antartika sudah muncul sejak saat itu. Dimana dahulu benua purba ini cenderung memiliki iklim hangat.

“Permukaan peninggalan tersebut menunjukkan tidak adanya es berbasis panas yang signifikan sepanjang sejarahnya,” tulis para peneliti.

BACA JUGA:Waspada! Ilmuwan Ungkap Fenomena Badai Matahari dapat Terjadi Lebih Cepat 26 Bulan dari Prediksi Awal, Seperti Apa Dampaknya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: