Inilah Alasan Mengapa Gen Z Lebih Sensitif Dan Bermental Lemah

Inilah Alasan Mengapa Gen Z Lebih Sensitif Dan Bermental Lemah

RADARPENA.CO.ID - Generasi Z merupakan, generasi yang hidup dalam teknologi. Saat ini, Gen Z sudah masuk dalam kategori usia produktif.

Sayangnya, di tengah proses kreatifnya, Gen Z rentan terserang masalah mental. Berbagai tantangan dan persaingan yang jauh lebih berat dianggap jadi penyebab utama mental Gen Z yang disebut lemah Ini.

Selain itu, media sosial yang membuat mereka jadi sibuk membandingkan diri sendiri dengan persona sempurna yang diunggah di dunia maya.

Fakta ini bertentangan dengan pandangan yang dirasakan tentang Gen Z sebagai generasi yang diberi tahu bahwa mereka dapat melakukan dan menjadi apa pun yang mereka inginkan.

BACA JUGA:

Alih-alih keyakinan optimis tanpa batas, kenyataannya sikap generasi menunjukkan pesimisme pada titik terendah sepanjang masa. Kurang dari 40% Gen Z bersikap positif tentang masa depan menurut laporan oleh Deloitte.

Gen Z sering juga mendapatkan cap buruk, seperti emosional dan sensitif. Hal itu ternyata disebabkan oleh beberapa faktor yang menyertainya.

Berikut, alasan mengapa gen Z lebih sensitif dan bermental lemah. Simak dibawah ini!

  • Kurangnya Kepercayaan Diri karena Penilaian Orang Lain

Banyak orang yang kurang percaya diri saat hendak menghadiri acara-acara tertentu seperti pesta, pertemuan keluarga, wawancara, dan kencan karena merasa cemas dan minder. Maka dari itu, beberapa orang menghindari kegiatan tersebut atau menampakkan postur tidak nyaman dan minder. Sehingga beberapa orang memberikan penilaian negatif bahkan dapat mengintimidasi seseorang yang kurang percaya diri ini.

 

  • Berlebihan Dalam Bermain Media Sosial

Selain lebih sadar akan kesehatan mental, penyebab gen z mudah terkena masalah mental selanjutnya adalah karena media sosial. Seperti yang diketahui bahwa informasi yang kita terima dari media sosial tidak semuanya positif, tentu banyak memiliki suatu hal yang membuat seseorang menjadi merasa khawatir terhadap dirinya sendiri. Seperti membuat seseorang menjadi sibuk membandingkan diri sendiri dengan persona sempurna yang diunggah di dunia maya. 

 

  • Ingin Menjadi Sempurna (Perfeksionisme)

Beberapa orang memiliki standar yang sangat tinggi terhadap semua hal, baik penampilan, pekerjaan, gaya hidup, dan sebagainya. Namun ini akan menjadi buruk ketika kamu selalu menyalahkan diri sendiri karena tidak sempurna yang dapat memicu depresi, kecemasan, gangguan makan, dan sebagainya.

 

  • Faktor Masyarakat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: