Revisi NPL oleh BRI Di Tahun 2023, Disebabkan Oleh?

Revisi NPL oleh BRI Di Tahun 2023, Disebabkan Oleh?

Jakarta,radarpena.fin.co.id - Dalam masa masih mencatatkan kinerja keuangan yang cenderung dalam tren positif, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tampaknya menyadari adanya peluang kualitas kredit yang berpotensi memburuk.

Hal ini tercermin dari revisi target yang dilakukan BRI terkait rasio Non Performing Loan (NPL) di sisa akhir tahun 2023 ini.

Dalam paparan presentasi yang dikutip dari situs resmi Bank BRI, BRI mencantumkan target baru rasio NPL berada di level 2,8 persen hingga 3 persen.

Angka tersebut mengalami tren naik dari target sebelumnya yang ada di kisaran 2,6 persen hingga 2,8 persen.

Diketahui di September 2023, NPL dari Bank yang fokus pada segmen UMKM ini tercatat 3,07 persen. Atau lebih tinggi dari periode separuh pertama tahun ini di level 2,95 persen.

Meskipun rasio ini sedikit lebih baik dari periode yang sama pada tahun lalu yang berada di level 3,09 persen.

BACA JUGA:

 

Tidak dijelaskan secara pasti dan jelas terkait revisi tersebut. 

Paparan tersebut hanya menyebutkan bahwa kualitas aset BRI di periode bersangkutan, dipengaruhi oleh El Nino yang menyebabkan curah hujan yang lebih rendah di seluruh Indonesia dan berdampak pada sektor petani dan perikanan.

Direktur Utama BRI, Sunarso, pun mengklaim dan membenarkan bahwa kondisi NPL yang saat ini di level 3 persen berada dalam posisi yang wajar. 

Mengingat, kredit yang disalurkan oleh BRI mayoritas untuk segmen UMKM.

"Hal tersebut adalah bukti bahwa BRI menerapkan prinsip-prinsip risk management dengan baik karena sudah menangani banyak urusan kecil-kecil, dan kemudian porsinya 83 persen dari total kredit,” ujar Sunarso, pada Rabu, 25 Oktober 2023.

Tak hanya itu, ia mengungkapkan pihaknya telah mampu menurunkan Loan at Risk (LAR) yang saat ini tercatat sebesar 13,80 persen dan menurun apabila dibandingkan dengan LAR BRI pada September 2022 yang sebesar 18,68 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: