Dampak Dari Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

Dampak Dari Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

Dampak Limbah Nuklir FukushimaPembuangan Limbah Nuklir ini dikecam banyak pihak buntut kandungan tritium yang dikhawatirkan berbahaya bagi ekosistem laut.

Para nelayan lokal menentang keras rencana awal pembuangan ini karena takut hasil lautnya terdampak sehingga memengaruhi penjualan.

Masyarakat dari industri perikanan di Jepang dan sekitarnya juga mengkhawatirkan mata pencaharian mereka, karena konsumen mungkin saja akan menghindari membeli makanan laut.

Sejak tsunami terjadi, perusahaan pembangkit listrik Tepco telah memompa air untuk mendinginkan batang bahan bakar reaktor nuklir Fukushima. Artinya, pabrik menghasilkan air yang terkontaminasi setiap hari, yang disimpan dalam tangki-tangki besar.

Lebih dari 1.000 tangki telah terisi, dan Jepang mengatakan bahwa mereka membutuhkan lahan yang ditempati oleh tangki-tangki tersebut untuk membangun fasilitas baru yang bertujuan menonaktifkan pembangkit listrik itu dengan aman. Mereka juga khawatir tank-tank itu bisa roboh jika terjadi bencana alam.

BACA JUGA:

Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang mengkaji dampak limbah nuklir Fukushima terhadap komoditas perikanan. Hal ini menyusul dampak pembuangan air radioaktif olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik.

Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Machmud menuturkan, pihaknya sedang mengkaji dampak pembuangan limbah nuklir Fukushima terhadap produk perikanan yang diperdagangkan kedua negara.

”Dalam proses. Kami sedang siapkan laporan (kajian),” katanya, dalam pesan singkat, Minggu (27/8/2023).

Negara-negara tetangga Jepang, seperti Korea Selatan, Korea Utara, dan China, mendesak Jepang menghentikan pelepasan limbah olahan ini. China juga sudah melarang impor semua makanan laut asal Jepang.

Melansir dari Live Science, kekhawatiran utamanya adalah air yang diolah akan mengandung isotop berbahaya yang menimbulkan risiko bagi manusia dan ekosistem laut. Namun, air yang diolah telah disaring dan hampir semua isotop berbahaya telah dihilangkan, kecuali jejak tritium.

Tritium, sebuah isotop hidrogen, sulit dipisahkan seluruhnya dari air, namun tritium telah diencerkan sedemikian rupa sehingga kadarnya jauh di bawah batas peraturan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tritium dianggap relatif tidak berbahaya bagi manusia karena radiaktifnya tidak dapat menembus kulit manusia.

Asosiasi Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Association/IAEA) telah memberikan izin bagi Jepang untuk membuang limbah nuklir Fukushima di Samudra Pasifik.

IAEA menilai limbah dengan kandungan tritium itu tidak menyebabkan kerusakan signifikan terhadap lingkungan karena telah memenuhi standar internasional. Operator pabrik Tokyo Electric Power (TEPCO) juga telah menerima izin untuk melakukan pembuangan pada 7 Juli lalu dari regulator nuklir Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: