Fakta Hiu Megalodon, Predator Puncak Jaman Prasejarah
JAKARTA, RADARPENA - Hiu Megalodon adalah spesies hiu terbesar yang pernah ada dan dipercaya hidup 23 hingga 2,6 juta tahun yang lalu, pada periode Miocene hingga Pliocene.
Diperkirakan tubuh hiu megalodon bisa mencapai 18 meter, memiliki rahang selebar tiga meter dan gigi tajam sebesar telapak tangan orang dewasa sebanyak 276 buah.
Gigi yang besar dan tajam inilah yang menjadi salah satu ciri khas Megalodon. Gigi-gigi Megalodon memiliki ukuran sekitar 15 hingga 18 sentimeter, meskipun beberapa gigi yang lebih besar telah ditemukan. Gigi-gigi ini berbentuk segitiga dan sangat tajam, dirancang untuk memotong dan merobek mangsa dengan efisiensi yang besar.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Cengkeh: Perjalanan Sejarah dan Manfaatnya bagi Indonesia
Para ilmuwan mengandalkan fosil gigi dan tulang belakang untuk merekonstruksi penampilan hiu ini. Dengan menggunakan metode perbandingan dengan hiu modern dan analisis fosil, mereka dapat membuat perkiraan tentang ukuran, bentuk, dan perilaku Megalodon.
Daerah Penyebaran Hiu Megalodon
Hiu Megalodon diperkirakan hidup di perairan hangat dan lautan yang luas di seluruh dunia.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil Megalodon di berbagai lokasi, termasuk di perairan yang sekarang menjadi daratan seperti Amerika Utara, Eropa, Afrika, dan Asia.
Hiu Megalodon Berdarah Panas
Penelitian terbaru mengungkapkan, hiu megalodon adalah ikan berdarah panas. Hiu megalodon bisa mengatur suhu lebih tinggi dari suhu di luar tubuhnya.
BACA JUGA:Pulau Batam, Mengungkap Sejarah dan Perkembangannya yang Gemilang
Diketahui, suhu tubuh hiu pada umumnya adalah 20 sampai 30 derajat celcius, sedangkan hiu megalodon bisa mencapai 35 hingga 40 derajat celcius.
Dengan begitu, megalodon memiliki metabolisme yang aktif sehingga hewan purba ini memerlukan banyak makanan.
Meskipun banyak yang percaya Megalodon memangsa paus sebagai makanan utamanya, ada juga pendapat yang berpendapat bahwa hiu ini lebih cenderung memakan mamalia laut lain seperti anjing laut, lumba-lumba, atau ikan besar. Karena informasi yang terbatas, makanan utama Megalodon masih menjadi subjek penelitian dan perdebatan ilmiah.
BACA JUGA:Sejarah Candi Ratu Boko, Peradaban Jawa Kuno Abad Ke 8
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: