Sementara di titik lainnya seperti Desa Besuki dan juga Desa Pajarakan yang berada di dekat bekas jembatan Jalan Tol Surabaya-Gempol tak terlihat lumpur yang menyembur keluar.
Dengan beredarnya kabar tersebut, pakar Geologi dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Prof Dr Ir Amien Widodo MSi memberikan penjelasan soal hal tersebut.
Menurutnya, salah satu faktor utama yang bisa menyebabkan semburan lumpur lapindo tersebut berhenti yaitu karena habisnya gas di bawah permukaan tanah.
“Jika gas yang mendorong lumpur ke atas sudah habis, maka lama-kelamaan semburan akan berhenti dengan sendirinya. Bisa juga tekanan gasnya melemah sehingga tidak cukup kuat lagi untuk mendorong lumpur ke atas,” ujarnya, Kamis 13 Maret 2025.
Namun Prof Amien masih belum memastikan terkait hal tersebut apakah kabar baik atau malah sebaliknya.
“Mudah-mudahan ini pertanda baik. Dulu saat awal kejadian, gas di bawahnya memang besar, tapi kalau sekarang sudah berkurang, itu berarti tekanannya juga melemah,” ujarnya.