Radarpena.disway.id,Jakarta - Tik Tok telah menjadi salah satu platform media sosial paling populer di Indonesia.
Berdasarkan laporan We Are Social tahun 2024, sekitar 73,5% pengguna internet di Indonesia aktif menggunakan aplikasi ini.
Platform ini tidak hanya digemari oleh anak muda, tetapi juga kalangan profesional, pelajar, hingga ibu rumah tangga.
Namun, di balik popularitasnya, penggunaan Tik Tok yang berlebihan mulai memunculkan dampak negatif, terutama pada kesehatan mental remaja.
Dalam sebuah unggahan Instagram @izincoid pada 25 November 2025 berjudul “Separah itu, 70% anak muda mengalami stres karena Tik Tok”, dibahas bagaimana aplikasi ini dapat memengaruhi psikologis penggunanya.
Unggahan tersebut merujuk pada penelitian Mardiana dan Maryana (2024) yang menemukan bahwa 60-70% remaja yang menggunakan TikTok dalam durasi tinggi cenderung mengalami peningkatan tingkat stres dan gangguan kecemasan.
BACA JUGA:Viral Video Meruchan OF Tersebar di TikTok dan Twitter, Banyak Dicari Warganet, Imut Juga
Penyebab utama dari hal ini adalah paparan konten yang sering kali memicu perbandingan sosial.
Banyak remaja yang merasa minder, insecure, atau kehilangan rasa percaya diri ketika melihat kehidupan "sempurna" yang ditampilkan oleh kreator konten.
Fenomena ini mendorong remaja untuk merasa tidak cukup baik dan mulai meragukan kemampuan diri mereka.
Hal ini berdampak pada kesehatan mental, di mana mereka lebih rentan mengalami stres, kecemasan, hingga depresi.
BACA JUGA:Cover Lagu di Akun TikTok Pribadi, Jessica Wongso Tuai Sorotan Publik!
Selain itu, algoritma TikTok yang dirancang untuk membuat pengguna terus-menerus mengakses platform menjadi salah satu faktor yang memengaruhi durasi penggunaan.