Bersiap jadi Pandemi: Virus Marburg, Penyakit yang Mengancam Kesehatan Global

Senin 25-11-2024,15:52 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Dimas Satriyo

Radarpena.co.id,Jakarta - Virus Marburg merupakan virus yang disebabkan oleh gabungan Virus Marburg (MARV) dan Virus Ravn (RAVV). Penyakit menular ini sangat berbahaya dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, mencapai 88% pada beberapa wabah. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyebab penyakit ini adalah infeksi yang berasal dari kelelawar buah Rousettus, kemudian menyebar ke manusia melalui paparan langsung pada tubuh atau cairan tubuh orang terinfeksi.

Penyebaran yang cepat, ditambah dengan ketidaktersediaan pengobatan khusus atau vaksin yang disetujui, menjadikan Virus Marburg sebagai ancaman besar. Meskipun demikian, perawatan yang cepat dan tepat dapat mengurangi rasio kematian secara signifikan. 

 

MVD disebabkan oleh virus yang berasal dari famili Filoviridae, yang juga mencakup virus penyebab penyakit Ebola. Meskipun disebabkan oleh virus yang berbeda, Marburg dan Ebola memiliki gejala yang sangat mirip, seperti demam tinggi, pendarahan hebat, dan kegagalan organ.

BACA JUGA:Pneumonia Penyakit Pemicu Kematian Anak Tertinggi di RI, Begini Gejalanya

Penyebab Utama

Penyebab utama infeksi Virus Marburg pada manusia adalah paparan terhadap kelelawar buah Rousettus aegyptiacus, yang menjadi inang alami virus tersebut. Orang yang bekerja di gua atau tambang yang dihuni oleh koloni kelelawar ini berisiko tinggi terpapar virus Marburg. Selain itu, penularan antarmanusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau organ orang yang terinfeksi. Petugas kesehatan, yang sering merawat pasien dengan MVD, juga berisiko tinggi terinfeksi jika prosedur pengendalian infeksi tidak dilakukan dengan ketat.

BACA JUGA:Penting! Hindari Penyakit Degeneratif pada Lansia dengan Tips Kesehatan Berikut Ini

Efek Samping dari Virus Marburg

Gejala infeksi Virus Marburg muncul secara tiba-tiba dan berkembang dengan cepat. Beberapa gejala awal yang sering muncul dalam 2-21 hari setelah terpapar virus ini antara lain:

  • Demam tinggi: Suhu tubuh bisa naik drastis, seringkali mencapai lebih dari 39°C.
  • Sakit kepala parah: Rasa sakitnya sangat kuat dan dapat disertai rasa pusing.
  • Kelelahan ekstrem: Pasien merasa sangat lemah dan tidak bertenaga.
  • Nyeri otot dan sendi: Rasa sakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh.
  • Mual dan muntah: Gejala gastrointestinal ini terjadi dalam beberapa hari setelah demam.
  • Diare: Umumnya diare yang sangat parah dan dapat berlanjut selama beberapa hari.

Setelah beberapa hari, gejala menjadi lebih berat dan bisa mencakup:

  • Pendarahan: Pendarahan internal dan eksternal, termasuk dari hidung, mulut, mata, atau anus. Pendarahan ini bisa sangat parah dan merupakan salah satu tanda khas penyakit ini.
  • Kegagalan organ: Organ tubuh mulai mengalami kerusakan, yang bisa berujung pada syok dan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

BACA JUGA:Musim Hujan dan Banjir, Waspadai Penyakit Kencing Tikus Leptospirosis, Dampaknya Fatal Bisa Radang Otak

Saat ini, belum ada pengobatan spesifik atau vaksin yang disetujui untuk menangani Virus Marburg. Namun, perawatan suportif yang cepat, seperti rehidrasi dan pengobatan simtomatik, dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup. Dalam kasus yang lebih parah, pasien membutuhkan perawatan intensif untuk mengatasi syok dan kegagalan organ. Pencegahan wabah Marburg melibatkan langkah-langkah yang ketat, baik dalam hal perlindungan individu maupun pengendalian di tingkat masyarakat. 

Kategori :