Mulya Amri, juru bicara pasangan Ridwan Kamil-Suswono, menjelaskan bahwa ide tersebut adalah bagian dari upaya untuk memikirkan solusi atas potensi besar yang dimiliki Jakarta dan sekitarnya.
Menurutnya, setiap ide kreatif harus dipahami sebagai bagian dari proses penelitian dan perencanaan, bukan sekadar janji yang harus dipenuhi.
“Disneyland di Kepulauan Seribu itu bukan rencana yang harus segera diwujudkan, tapi sebuah gagasan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan. Ridwan Kamil selalu berusaha mencari solusi kreatif untuk masalah yang ada di Jakarta, dan gagasan ini perlu studi lebih lanjut,” jelas Mulya.
Mulya menegaskan bahwa gagasan ini muncul sebagai bagian dari visi Ridwan Kamil untuk melihat Jakarta dengan sudut pandang yang jauh ke depan. “Ide ini adalah sebuah upaya penelitian yang harus dipelajari lebih lanjut. Kita harus menghitung kemungkinan dan studi kelayakan sebelum kita bisa merealisasikannya,” ujar Mulya.
Menurutnya, ide seperti ini harus diapresiasi karena mencerminkan kreativitas seorang pemimpin yang berpikir jauh ke depan. Namun, tidak semua pihak memahami gagasan ini dengan cara yang sama.
Ketika pihak lawan politik, seperti yang disebutkan dalam klaim oleh pasangan nomor urut 3, menyebutnya sebagai janji yang harus dipenuhi, Mulya menegaskan bahwa ini adalah sebuah ide yang harus dilihat dengan pemahaman yang lebih luas.
“Jika setiap ide langsung ditembak mati dan dianggap janji yang harus dipenuhi, bagaimana kita bisa maju? Setiap ide perlu ruang untuk berkembang dan dipelajari,” tegasnya.
Curahan Inovasi Mobil Curhat
Jakarta sedang menghadapi krisis kesehatan mental di kalangan generasi mudanya. Menurut survei kesehatan mental remaja nasional pertama di Indonesia, sekitar satu dari tiga remaja mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Masalah ini mencakup kecemasan, depresi, hingga gangguan perilaku.
Situasi ini menjadi sorotan pasangan Ridwan Kamil-Suswono, yang mengusung program Mobil Curhat sebagai salah satu solusi inovatif untuk menghadapi tantangan ini.
Namun, program ini menuai cemoohan, terutama di ruang media sosial. Bagi banyak netizen, mobil curhat ini tidak menyelesaikan soal utama di masyarakat yang membuat angka stress sangat tinggi.
Mulya Amri, juru bicara pasangan Ridwan Kamil-Suswono, menegaskan pentingnya memahami akar masalah kesehatan mental di kalangan remaja. “Generasi muda kita menghadapi banyak tekanan, mulai dari akademik hingga sosial, yang jika tidak ditangani bisa berdampak buruk. Masalah kesehatan mental ini memerlukan empati dan perhatian, terutama dari generasi yang lebih senior,” ungkap Mulya.
Ia menyoroti bahwa dampak kesehatan mental yang tidak tertangani bisa sangat luas, mulai dari penurunan prestasi akademik hingga isolasi sosial. Lebih parahnya, masalah ini dapat menyebabkan gangguan fisik, penurunan energi, hingga peningkatan risiko bunuh diri.
“Jika terus dibiarkan, masalah kesehatan mental tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga menjadi beban ekonomi bagi keluarga dan masyarakat. Produktivitas menurun, ekonomi keluarga terganggu, dan hal ini merugikan kita semua,” tambahnya.
Pasangan Ridwan Kamil-Suswono percaya bahwa kesehatan mental adalah isu yang harus diatasi secara serius. Untuk itu, mereka menawarkan program Mobil Curhat, sebuah layanan yang menyediakan akses langsung ke psikolog atau psikiater.
“Bagi masyarakat mampu, mereka bisa dengan mudah mencari bantuan profesional untuk anak-anaknya. Tapi bagaimana dengan masyarakat kurang mampu? Mobil Curhat hadir sebagai solusi, memberikan akses layanan kesehatan mental bagi mereka yang selama ini tidak terjangkau,” jelas Mulya.