JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan (Dirjen Keslan Kemenkes RI) Azhar Jaya mengungkapkan strategi yang tengah dilakukan pihaknya untuk mengatasi mahalnya biaya pengobatan.
Mahalnya biaya pengobatan di Indonesia disinyalir menjadi salah satu penyebab warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri.
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan, termasuk menurunkan biaya pengobatan.
Utamanya adalah menguatkan penggunaan obat-obatan terstandar.
"Pertama, obat-obatannya harus testandar. Obat-obatannya kalau bisa diproduksi di Indonesia," terang Azhar ketika ditemui di Kantor Kemenkes, Jakarta, 21 November 2024.
Ia juga mewanti-wanti agar perusahaan farmasi tidak bermain di balik meja dengan dokter untuk melariskan produknya.
"Jangan ada lagi kolusi antara pabrik obat dengan dokter," tandasnya.
BACA JUGA:Penderita Mpox di Jakarta Tembus 59 Kasus, Kemenkes Perketat Pintu Masuk Warga Asing
BACA JUGA:2 Persen Penduduk di Indonesia Alami Masalah Kesehatan Jiwa, Begini Respons Kemenkes
Di samping itu, pihaknya juga berupaya agar pajak terkait obat dan alat kesehatan dapat diturunkan.
"Kita berusaha, lagi bernegosiasi dengan Kementerian Keuangan untuk mengurangi pajak sehingga tarif kita bisa lebih kompetitif," tuturnya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa permasalahan mahalnya biaya pengobatan bukan semata karena pajak.
"Walaupun belum tentu semuanya karena pajak. Faktor-faktor X yang di luar itu yang perlu kita tingkatkan."
Di samping itu tadi, "Hospitality-nya daripada dokter di Indonesia juga harus kita tingkatkan. Jangan sampai dokter mengalami kesulitan komunikasi dengan pasien."
Berbagai upaya perbaikan sistem kesehatan ini terus dilakukan pihaknya untuk menarik kembali minat warga berobat di Tanah Air.