JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Hari ini 22 Oktober, memperingati Hari Santri Nasional 2024. Peringatan ini dirayakan setiap tahunnya sebagai bentuk penghormatan atas peran aktif para santri yang berjuang dalam menyebarkan dan memajukan peradaban Islam di Indonesia.
Sementara itu, Yaqut Cholil Qoumas yang menjabat sebagai Menteri Agama periode 2019-2024, sempat meluncurkan logo peringatan Hari Santri Nasional 2024 di JI-Expo Kemayoran Jakarta pada Rabu 9 Oktober 2024 lalu.
Adapun tema yang diusung pada perayaan Hari Santri Nasional 2024 adalah "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan".
Namun tahuah kalian mengapa hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober? dan apakah ada bagaimana sejarah terciptanya Hari Santri Nasional 2024? yuk simak Bersama.
BACA JUGA:Peringatan 7 Oktober: Hari Komunikasi Damai Internasional, Menjembatani Perbedaan dengan Komunikasi
BACA JUGA:Peringatan 12 Oktober: Hari Museum Nasional, Berikut Sejarah dan Cara Merayakannya
Sejarah Hari Santri Nasional
Lahirnya Hari Santri tidak lepas dari peran besar para santri dan ulama pesantren dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sejak masa penjajahan, mereka telah berjuang melawan penindasan dan kolonialisme melalui berbagai cara, baik perlawanan fisik maupun intelektual. Para santri dan ulama juga turut menyebarkan nilai-nilai Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam, bersifat toleran, moderat, dan inklusif.
Salah satu peristiwa penting yang menjadi dasar penetapan Hari Santri adalah Resolusi Jihad yang disampaikan oleh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), di Kampung Bubutan, Surabaya, pada 22 Oktober 1945.
Resolusi jihad merupakan seruan bagi umat Islam untuk berjihad melawan tentara Sekutu yang berupaya menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan.
Dalam sejarah, santri bersama pejuang lainnya memainkan peran penting dalam merebut kedaulatan negara.
Beberapa tokoh penting yang berjuang mempertahankan NKRI antara lain: KH Hasyim Asy’ari dari NU, KH Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah, A Hassan dari Persis, Abdul Rahman dari Matlaul Anwar, serta Ahmad Soorhati dari Al Irsyad. Banyak pula anggota Pembela Tanah Air (PETA) yang berasal dari kalangan santri.
BACA JUGA:Peringatan Hari Batik Nasional 2024, Pelestarian Warisan Budaya yang Diakui UNESCO