JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Bos Hamas Yahya Sinwar tewas usai dilakukan penyerangan terhadap sebuah gedung di Rafah bagian selatan Jalur Gaza.
Dilaporkan dari BBC pada 18 Oktober 2024, gedung yang berada di bagian selatan Jalur Gaza tersebut digerebek gegara Israel menduga bahwa lokasi ini digunakan oleh tokoh senior Hamas.
Serangan dari Israel tak hanya menewaskan pimpinan Hamas Yahya Sinwar, namun juga dua anggota Hamas lainnya.
Yahya Sinwar, 61, dikatakan menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi di terowongan di bawah Jalur Gaza, bersama dengan kader pengawal dan “perisai manusia” sandera yang disita dari Israel.
Yahya Sinwar disebut-sebut sebagai otak atas serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Dalam pernyataan militer Israel, Sinwar terbunuh pada Rabu setelah tentara "mengeliminasi tiga pejuang." Adapun kematian Yahya Sinwar menambah daftar panjang pemimpin militan yang dibunuh dalam perang berkepanjangan antara Israel dan Hamas, yang berdampak luas pada kawasan tersebut serta dunia internasional.
BACA JUGA:Pimpinan Hamas Yahya Sinwar Dilaporkan Tewas Akibat Tembakan Tank Israel
BACA JUGA:Bakal Kirim Pasukan Tambahan Hadapi Serangan Israel di Lebanon, Ini Penjelasan KSAD Jenderal Maruli
Israel memuji kematian Sinwar yang berusia 61 tahun sebagai salah satu pukulan paling penting yang telah diberikannya kepada Hamas sejak perang Gaza dimulai 7 Oktober 2023.
"Militer Israel mengonfirmasi bahwa setelah pengejaran selama setahun, kemarin (Rabu), 16 Oktober 2024, tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dari Komando Selatan melenyapkan Yahya Sinwar, pemimpin organisasi teroris Hamas, dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan," kata IDF dalam sebuah pernyataan, Jumat 18 Oktober 2024.
Berikut ini profil pimpinan Hamas Yahya Sinwar yang tewas dibunuh oleh Israel.
Yahya Sinwar lahir di Khan Younis, Gaza pada 29 Oktober 1962. Bos Hamas ini pernah dipenjara di penjara Israel.
Ia juga memiliki sejarah panjang dalam melawan Israel dan dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran tahanan pada 2011 lalu.
Lalu Yahya Sinwar jadi pemimpin gerakan Hamas di Gaza serta bertanggung jawab atas berbagai kegiatan dan operasi militer lawan tentara Israel.
Dia menjadi pemimpin Hamas pada bulan Agustus, beberapa hari setelah pendahulunya Ismail Haniyeh tewas dalam serangan Israel di ibu kota Iran, Teheran.