JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Overwork atau bekerja terlalu berlebih merupakan fenomena yang semakin umum terjadi di masyarakat modern yang penuh dengan tekanan dan tuntutan. Ada berbagai dampak workaholic pada kesehatan mental yang perlu diperhatikan dengan serius.
Pasalnya, workaholic sering kali mengorbankan keseimbangan dalam hidup mereka demi terus bekerja. Kelelahan yang disebabkan oleh stres yang intens dan berkepanjangan pada tingkat fisik, mental, dan emosional disebut juga burnout.
Kondisi ini disebabkan karena beban kerja yang dimiliki pekerja melebihi kemampuan mereka. Beban pekerjaan yang berlebihan dapat membuat pekerja mengalami stres dan memicu gangguan mental yang lain.
Stres kerja ini pun telah menjadi masalah yang serius bagi banyak orang. Tekanan pekerjaan memang dapat menyita waktu, pikiran, dan tenaga sehingga dapat berdampak pada kesehatan mental.
Overwork yang berlebihan dapat menyebabkan stres kronis, kelelahan mental, dan penurunan kesejahteraan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak overwork pada kesehatan mental:
BACA JUGA:
- 10 Tips Sehat Memasuki Usia 40 Tahun: Jaga Kesehatan Mental Jangan Diabaikan!
- Cegah Sejak Dini! Pentingnya Pemahaman Kanker Serviks dan Kesehatan Reproduksi untuk Indonesia Emas 2045
Stres kronis
Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stres yang berkelanjutan dan kronis. Ini dapat mengaktifkan respons "fight or flight" dalam tubuh secara terus-menerus, yang pada gilirannya dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan menyebabkan ketegangan mental yang berkepanjangan.
Kecemasan dan keprihatinan yang berlebihan
Overwork dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan ketidakpastian tentang kinerja kerja dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran yang berlebihan dan merasa terbebani oleh tanggung jawab pekerjaan.
Depresi
Workaholic cenderung mengalami risiko depresi yang lebih tinggi daripada orang lain. Karena mereka terlalu terikat pada pekerjaan, mereka mungkin mengabaikan kebutuhan emosional dan sosial mereka, yang pada gilirannya dapat menyebabkan perasaan kesepian dan keputusasaan.
Gangguan tidur
Pikiran yang terus-menerus menerka-nerka pekerjaan atau deadline yang mendekat, dapat membuat mereka sulit untuk rileks dan tidur nyenyak. Kondisi ini bisa menyebabkan insomnia atau tidur yang tidak memuaskan, yang pada gilirannya dapat mengurangi kualitas tidur mereka dan menyebabkan kelelahan yang kronis.
Penurunan kualitas hidup