Dikeroyok di Menara Kadin, Staf Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid Lapor Polda Metro Jaya

Rabu 18-09-2024,18:37 WIB
Reporter : Gatot Wahyu
Editor : Gatot Wahyu

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Polda Metro Jaya terima laporan staf Ketua Kadin Arsjad Rasjid terkait pengeroyokan di Menara Kadin.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya menerima laporan tersebut pada Selasa, 17 September 2024.

"Kemarin hari selasa tanggal 17 september kami telah menerima laporan dari saudara AR, terlapornya saudara UK. Atas peristiwa dugaan peristiwanya yang dilaporkan adalah kekerasan secara bersama-sama di muka umum terhadap orang ataupun barang sebagaimana diatur dalam pasal 170 KUHP," katanya kepada awak media, Rabu 18 September 2024.

"Sekali lagi setiap laporan polisi yang masuk ke Polda Metro Jaya itu pasti akan ditindaklanjuti, akan diusut, diproses, dilakukan pendalaman sesuai SOP secara proporsional dan secara profesional, jadi mohon waktu setiap laporan yang masuk tahapan awalnya adalah pendalaman dalam rangka penyelidikan. Mohon waktu, tim penyelidik masih bekerja," lanjutnya.

Sebelumnya, pihak Arif Rahman melaporkan Umar Kei ke Polda Metro Jaya pada Selasa, 17 September 2024 malam terkait dugaan pengeroyokan.

BACA JUGA:

Staf Khusus Arsjad Rasjid, Arif Rahman mengatakan dugaan pengeroyokan itu terjadi di Menara Kadin.

"Iya betul. Semalam. Pengeroyokan sebenarnya. Jadi, di Gedung Menara Kadin," katanya kepada awak media, Rabu 18 September 2024.

Diungkapkannya, pengeroyokan terjadi awalnya saat Arsjad Rasjid menugaskan tiga stafnya untuk mengecek kantornya dan membawa bukti bahwa pihaknya menyewa Menara Kadin.

"Jadi, kronologinya itu saya ini kan sebagai Staf Khusus Ketua Umum Kadin Pak Arsjad Rasjid. Jadi, Pak Arsjad Rasjid menugaskan kepada kami tiga, ada staf khusus, untuk mengecek kantor, dan kami membawa bukti bahwa kami menyewa dengan pengelola gedung Menara Kadin. Di sana ternyata sudah ada beberapa orang yang tidak kami kenal," ungkapnya.

"Mungkin kurang lebih 50 orang atau 100 orang. Ternyata, di situ ada saudara Umar Kei, salah satunya. Dia sedang mem-breafing sekuriti kami yang ada di sana. Kan enggak ada urusannya dong, dia siapa, akhirnya saya telepon saudara Taufan yang dari pihak Anin. Memang beliau ada di lantai 29. Akhirnya turun dengan saya," lanjutnya.

BACA JUGA:

Kemudian, dirinya bersama Taufan akhirnya pindah ke ruang pertemuan.

"Akhirnya kita bergeser dari aula yang tempat kami berkumpul 50 orang itu ke tempat rapat meeting. Jadi, di situ kita bicara, kita menyampaikan, dan Pak Umar Kei juga terlibat di situ," ujarnya.

"Terakhir saya menyampaikan bahwa ini adalah urusan Kadin. Saya bilang dengan Pak Taufan, saya sampaikan ke Pak Taufan, 'Pak Taufan kan versi Munaslub Pak Anin, saya versi Pak Arsjad Rasjid, dan kita berpedoman kepada Keppres tentang pengangkatan Ketua Kadin. Jadi, kami merasa, kami berhak di sini, dan di sini kami menyewa, bukan kantor orang lain. Kami atas nama Pak Arsjad, Direktur Eksekutif Hotasi Nababan, dan ada tanda bukti kontrak sewa menyewa dengan pengelola gedung. Artinya ini kan kantor kami, dan kami berpedoman pada Keppres. Saat ini, Keppres masih atas nama Bapak Arsjad Rasjid', saya bilang kayak gitu. 'Jadi, kalau nanti Bung Taufan ada di pihak Anin, kalau Keppres keluar, saya juga akan keluar', saya bilang kayak gitu. Jadi, saat ini Keppres di siapa, masih Pak Arsjad bung Taufan'. Berarti kan saya bisa berkantor," tambahnya.

Kategori :