JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kanker ovarium adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan bagi perempuan, terutama karena sering kali tidak terdeteksi hingga mencapai stadium lanjut.
Meskipun penyebab pasti kanker ovarium belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan seorang wanita mengembangkan penyakit ini.
Memahami faktor-faktor tersebut sangat penting untuk pencegahan dan deteksi dini.
1. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang mengidap kanker ovarium atau kanker lainnya, seperti kanker payudara, dapat meningkatkan risiko seseorang.
Mutasi genetik pada gen BRCA1 dan BRCA2, yang juga terkait dengan risiko kanker payudara, diketahui meningkatkan risiko kanker ovarium. Wanita yang mewarisi mutasi ini memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
BACA JUGA:
- 6 Rekomendasi Olahraga Fisik Ringan untuk Usia 50 Tahun, Jaga Kesehatan Otak dan Mental
- 9 Manfaat Bernyanyi Bagi Kesehatan Mental, Salah Satunya Atasi Kecemasan dan Depresi
2. Usia
Usia merupakan salah satu faktor risiko terbesar. Kanker ovarium paling sering terjadi pada wanita yang berusia di atas 50 tahun, dengan risiko meningkat secara signifikan setelah menopause.
Namun, kanker ini juga dapat terjadi pada wanita yang lebih muda, terutama mereka yang memiliki faktor risiko genetik.
3. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Wanita yang tidak pernah hamil atau memiliki riwayat menstruasi dini (sebelum usia 12 tahun) atau menopause terlambat (setelah usia 52 tahun) memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi untuk mengembangkan kanker ovarium. Ini kemungkinan terkait dengan lebih banyaknya siklus ovulasi yang terjadi sepanjang hidup mereka.
4. Penggunaan Terapi Hormonal
Penggunaan terapi hormonal, terutama terapi penggantian hormon pascamenopause, dapat sedikit meningkatkan risiko kanker ovarium, terutama jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Namun, risiko ini harus dibandingkan dengan manfaat potensial terapi tersebut, dan keputusan penggunaan terapi hormon harus dilakukan dengan konsultasi dokter.