Presiden Jokowi Sebut Kelas Menengah Semakin Turun, Pengamat Ungkap Bahayanya

Sabtu 31-08-2024,14:26 WIB
Reporter : Putri Indah
Editor : Putri Indah

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Menanggapi isu kelas menengah yang semakin menurun jumlahnya di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa situasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga di negara-negara lainnya.

Menurut Presiden Jokowi, situasi ini juga tidak terlepas dari dampak yang ditinggalkan oleh pandemi Covid-19 yang melanda negara Indonesia pada tahun 2020-2022 lalu, yang juga meninggalkan beberapa kerugian besar baik kepada masyarakat maupun kepada negara.

"Ini problem yang terjadi di hampir seluruh negara, ekonomi global turun semuanya," ujar Presiden Jokowi dalam keterangan resminya pada Jumat 30 Agustus 2024.

Menanggapi situasi ini, Ekonom Senior Tauhid Ahmad dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyatakan bahwa harus ada solusi dari Pemerintah terkait dengan situasi tersebut.

Menurutnya, apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kalau kelas menengah semakin turun berarti tingkat konsumsinya turun. Kalau konsumsi turun, maka tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi semakin berat, ini yang menjadi problem," ujar Tauhid ketika dihubungi oleh Disway pada Sabtu 31 Agustus 2024.

Menurut Tauhid, Pemerintah bisa memulainya dengan meningkatkan kesejahteraan kelas menengah. Hal ini dikarenakan kelas menengah adalah salah satu dari penggerak utama ekonomi.

BACA JUGA:

"Karena itu memang didorong agar kelas menengah semakin banyak dan konsumsi semakin tinggi, sehingga bisa lebih bagus lagi untuk pertumbuhan ekonomi," jelas Tauhid.

Sementara itu dilansir dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS yang diolah oleh Bank Mandiri pada Juli 2024, jumlah persentase kelas menengah kini menurun drastis.

Dalam data tersebut, jumlah kelas menengah dalam struktur penduduk Indonesia pada tahun 2023 kini turun menjadi 17,44 persen. Jumlah tersebut turun jauh jika dibandingkan dengan jumlah proporsi pada tahun 2019 yang mencapai 21,45 persen.

Selain modus pengeluaran, Badan Pusat Statistik juga mencatat selama lima tahun terakhir jumlah kelas menengah terus turun diiringi oleh jumlah masyarakat rentan miskin yang naik. Pergeseran ini mengindikasikan turunnya banyak kelas menengah ke level ekonomi yang lebih rendah.

( Bianca Khairunnisa )

Kategori :