JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Gempa dengan kekuatan Magnitudo 5.1 mengguncang Pacitan dan sekitarnya pada Senin, 22 April 2024, pukul 18:10:47 WIB. Masyarakat diminta waspada dan mengikuti petunjuk evakuasi darurat jika diperlukan.
Pusat gempa berada di laut, 105 km Tenggara Pacitan, dengan koordinat 9.11 LS 111.31 BT. Meskipun tidak menyebabkan kerusakan besar, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan akan kemungkinan gempa susulan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh BMKG, guncangan akibat gempa Pacitan kemarin terasa di beberapa tempat dengan skala MMI yang berbeda.
Guncangan dirasakan dengan intensitas II-III di Pacitan, Trenggalek, dan Gunung Kidul, dan Wonogiri. Sementara itu, intensitas II terjadi di Bantul, Kota Yogyakarta, Kulonprogo, Blitar, dan Blora.
BACA JUGA:
- Besok, Prabowo-Gibran Hadiri Penetapan Presiden dan Wakil Periode 2024-2029
- Update Harga Pangan 23 April 2024: Beras, Cabai, dan Telur Ayam Terus Naik
- Daftar 7 Negara Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23 2024: Ujian Berat Indonesia Bersua Jepang Atau Korsel?
Pernyataan resmi dari BMKG telah dipublikasikan di akun media sosial X, menyatakan bahwa gempa yang terjadi di Pacitan tidak berpotensi tsunami. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap informasi resmi dari BMKG.
Informasi ini memberikan gambaran tentang sebaran dampak gempa di wilayah tersebut, menyoroti pentingnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi bencana alam.
Indonesia, dengan 17.000 pulau, berada di Cincin Api Pasifik, menjadikannya rawan gempa. Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, yang menyebabkan geseran lapisan batuan secara mendadak.
Selama 1976-2006, lebih dari 3.486 gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 6,0 tercatat. Selain gempa tektonik, aktivitas gunung api juga menjadi penyebab gempa vulkanik.
Ketika lapisan batuan bergerak secara tiba-tiba, energi dilepaskan dalam bentuk gelombang seismik. Ketika gelombang ini mencapai permukaan, dampaknya bisa merusak bangunan dan bahkan menimbulkan korban jiwa.
Oleh karena itu, mitigasi risiko gempa bumi menjadi penting di Indonesia, dengan perencanaan bangunan yang tahan gempa dan sistem peringatan dini yang efektif menjadi langkah kunci untuk melindungi nyawa dan harta benda.