Panduan Lengkap Serta Keutamaan Shalat Tasbih: Amalan 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadan

Rabu 17-04-2024,22:32 WIB
Reporter : Reza Fahlevi
Editor : Dery Sutardi

Keutamaan sholat Tasbih juga dapat membuat kita terhindar dari penyakit yang berat dan kesedihan. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu As-Sunni dan Ahmad, "Suatu kali Qabishah al-Makharij mendatangi Rasulullah dan berkata, 'Wahai Rasulullah, ajarkan aku beberapa kalimat yang dengannya Allah memberi manfaat kepadaku, karena sungguh umurku sudah tua dan aku merasa lemah untuk melakukan apapun.' Lalu Rasulullah bersabda, 'Jika engkau membacanya, maka akan engkau terhindar dari kesedihan, kusta, penyakit biasa, belang, lumpuh akibat pendarahan otak'."

BACA JUGA:

5. Senjata Saat Krisis Pangan Akhir Zaman

Keutamaan sholat Tasbih juga dapat menjadi senjata menghadapi krisis pangan di akhir Zaman. Saat akhir zaman tiba, kalimat tasbih akan menjadi seperti makanan yang bergizi dan menyehatkan bagi umat Muslim.

Rasulullah bersabda, "Makanan orang beriman pada zaman munculnya Dajjal adalah makanan para malaikat, yaitu tasbih dan taqdis. Maka barangsiapa yang ucapannya pada saat itu adalah tasbih, maka Allah akan menghilangkan darinya kelaparan" (HR. al-Hakim).

Sholat Tasbih dapat dilakukan kapan saja, baik itu sekali sebulan, sekali setahun, bahkan sekali seumur hidup.

Pada bulan Ramadan, Sholat Tasbih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di sepuluh malam terakhir untuk mencari lailatul qadar.

BACA JUGA:

Sholat sunnah ini juga sering dilakukan pada malam sebelum Idul Fitri, karena pada waktu itu diyakini bahwa segala doa yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Tata Cara Shalat Tasbih

Sedangkan tata cara salat Tasbih seperti yang diuraikan oleh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitabnya Al-Minhâjul Qawîm, dapat diringkas sebagai berikut:

1. Tata cara salat sunnah Tasbih sama dengan salat lainnya, baik dari segi syarat maupun jumlah rakaatnya. Yang membedakannya adalah adanya tambahan bacaan kalimat thayibah dalam jumlah tertentu.

2. Setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya, sebelum melakukan ruku’, pembacaan kalimat subhânallâh wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar (disebut tasbih) dilakukan sebanyak 15 kali. Baru kemudian dilakukan ruku’.

3. Saat berada dalam posisi ruku’, sebelum bangkit untuk i’tidal, tasbih dibaca sebanyak 10 kali. Setelah itu, barulah bangkit untuk i’tidal.

4. Ketika berada dalam posisi i’tidal, sebelum turun untuk sujud, tasbih dibaca sebanyak 10 kali, lalu baru sujud.

5. Pada saat sujud pertama, sebelum bangkit, tasbih dibaca sebanyak 10 kali, kemudian baru bangkit untuk duduk.

Kategori :