Hal ini membuat banyak orang merasa tertekan dan tidak percaya diri dengan penampilan mereka sendiri.
Bahkan budaya selfie telah memunculkan fenomena yang disebut 'Snapchat dysmorphia', seperti dikutip Radarpena dari wolipop.detik, di mana seseorang merasa perlu mengedit citra tubuhnya secara digital.
Fenomena ini memicu keinginan untuk meniru hasil editan foto online, bahkan dengan melakukan prosedur kosmetik.
Ketidakpuasan terhadap penampilan yang tidak realistis dapat mengganggu kesehatan mental dan menyebabkan masalah psikologis yang serius.
Dalam menghadapi budaya selfie yang mendorong banyak orang untuk melakukan operasi plastik agar terlihat seperti hasil filter foto, penting bagi setiap individu untuk menerima diri mereka apa adanya dan tidak terlalu terpaku pada standar kecantikan yang didefinisikan oleh media sosial.