JAKARTA,RADARPENA,CO.ID -Indonesia adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang tingkat penyebaran DBD tergolong tinggi.
Data Kementerian kesehatan RI, selama tahun 2022 total kasus DBD di Indonesia mencapai lebih dari 143 ribu.
Provinsi Jawa Barat menyumbang kasus DBD paling tinggi yakni 36.500 kasus, disusul Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara.
BACA JUGA:Catat! Begini Cara Atasi Masalah Asam Lambung yang Sering Kambuh
Data Kemenkes RI juga menunjukkan sampai pekan ke-22 tahun 2023, jumlah DBD di Indonesia tercatat sebanyak 35.694 kasus,dengan 260 kematian akibat DBD.
Angka kematian akibat DBD juga sangat tinggi di tahun 2022, yakni mencapai 1.236 kasus dan 63 persen kematian karena DBD dialami anak-anak usia 0-14 tahun
Bulan Februari menurut BMKG adalah puncak musim hujan, sehingga peluang terjadi hujan jadi lebih besar.
Perkembangan jentik nyamuk penyebab DBD, berpeluang sangat tinggi saat musim hujan.
Jentik nyamuk DBD sangat leluasa berkembang biak dalam genangan air.
Melihat tingginya kasus DBD di Indonesia serta angka kematian akibat DBD dan dialami anak-anak, timbul pertanyaan mungkinkah Indonesia bebas dari DBD.
Berikut ini 4 faktor yang berkaitan dengan penanganan DBD;
1. Lingkungan
Indonesia punya siklus iklim yang unik, dalam arti cuaca bisa dengan cepat berubah. Kadang-kadang panas, kadang -kadang timbul hujan.
Pola cuaca seperti ini sangat disukai oleh nyamuk penyebab DBD untuk berkembang baik.
Masyarakat harus diberi kesadaran untuk memperdulikan lingkungan alam sekitar. Kebersihan lingkungan perlu mendapat perhatian lebih baik lagi.