Jakarta, Radarpena.disway.id - Dalam sbuah kajian, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan kategori orang sakit yang tidak wajib berpuasa ramadhan.
Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya menjelaskan tentang bulan ramadhan yang penuh kemuliaan, rahmat dan ampunan dari allah SWT. Bulan yang sangat dinantikan kedatangnnya oleh umat muslim di seluruh dunia.
Hukum Orang Berpuasa
Hukum dari menjalankan puasa ini adalah wajib sesuai dengan firman Allah SWT yang tercantum dalam Surah Al-Baqarah ayat 183-184 berikut ini.
Surat Al Baqarah ayat 183, Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Latin: yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
BACA JUGA:
- 20 Contoh Tema Kegiatan Ramadhan 2024 di Masjid dan Sekolah, Bisa Dijadikan Referensi
- Kisah Buraq: Kendaraan Nabi Muhammad SAW Menuju Sidratul Muntaha pada Isra Mi'raj
Artinyai: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Dalam bulan ramadhan, semua ibadah akan dilipatgandakan pahala kebaikannya. Jadi Ustadz Adi Hidayat mengingatkan jangan sampai melewatkan ibadah di bulan suci ramadhan.
Namun, ada kondisi dimana seseorang dalam kondisi sakit dan tidak mampu dalam berpuasa. Lantas, kondisi seperti apa yang dibolehkan untuk tidak berpuasa bagi orang yang sakit?
BACA JUGA:
- Kapan Malam Nisfu Syaban 2024? Ini Jadwal, Niat serta Keutamaan Puasa di Malam Nisfu Syaban
- Gus Iqdam Ajarkan Shalawat Pendek, Agar Allah Mengabulkan Segala Urusan, Kuncinya Istiqamah!
Pada Surat Al Baqarah ayat 184, Allah berfirman:
أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Latin: Ayyāmam ma'dụdāt, fa mang kāna mingkum marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, wa 'alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa'āmu miskīn, fa man taṭawwa'a khairan fa huwa khairul lah, wa an taṣụmụ khairul lakum ing kuntum ta'lamụn.