BENGKULU,RADARPENA.CO.ID - Capacity Building 25 Jurnalis Bengkulu 2024, pelatihan menulis berita ekonomi bersama Bank Indonesia (BI)Perwakilan Bengkulu memasuki hari kedua, Selasa 20 Februari 2024, di Hotel Sepanak Curup Kabupaten Rejang Lebong.
Di hari kedua ini, mulai pukul 08.00 WIB para jurnalis akan mendapat pelatihan menulis berita ekonomi, dari narasumber diantaranya Bisnis.com.
Dilanjutkan dengan mengunjungi 2 UMKM sukses, Gula Semut Sari Aren dan UMKM Lestari Kopi.
BACA JUGA:Lagi! Harga Beras Premium di Pasar Tradisional Naik Rp10 Ribu per Karung
Perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam. Target pertama adalah mengunjungi Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) Binaan BI, yakni Gula Semut Sari Aren di Jalan Pramuka Nomor 5 Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong.
Gula Semut Sari Aren mendapat pembinaan dari BI Perwakilan Bengkulu, sejak 2015 silam,Program pembinaan ini dilakukan sebagai tanggungjawab dalam upaya pengembangan produk unggulan lokal.
Pemberian Pembinan mulai dari hulu ke hilirnya, dari tahapan pembinaan petani, penghasil gula arean penanganan produksi, pengendalian mutu produksi sampai ke paska produksi, serta bantuan alat teknologi.
BACA JUGA:Bank Mandiri dan OttoDigital Berkolaborasi Memperluas Akses Pembiayaan bagi UMKM
Hasilnya, usaha milik Supratman laki-laki keturunan Jawa ini, sudah punya cita-cita menjadi eksportir gula semut ke Luar Negeri.
Menjadi eksportir bukan sekedar mengikuti tren, tapi karena ingin merpeluas lasir menuju perdagangan dunia
Tahap awal penjajakan ekspor, saat akhir Desember 2023, Supratman bersama 30 UKMM Provinsi Bengkulu bersama Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia, ikut berpameran di Malaysia.
Gula semut sari aren buatan UMKM Supratman, yang disebutnya lebih sehat dibanding menggunakan pemanis atau gula lain, akhirnya memperoleh kesepakatan kontrak dengan sebuah Hotel di Kota Malaka, Malaysia.
Dengan 60 karyawan ditambah puluhan petani gula aren serta dibantu pendapatan omzet antara Rp 70 sampai 120 Juta per bulan, Supratman bersama anak istri serta tetangga sekitar yakin keinginannya dapat terwujud.
Meski mengaku awam dalam hal ekspor - impor, namun Supratman optimis dirinya bisa melengkapi 26 syarat yang harus di miliki eksportir.
Kini usaha yang sangat memperhatikan kualitas mulai dari bahan baku sampai ke tahapan produksi telah memiliki 13 syarat alias baru setengahnya saja.