Sebagai bentuk transparansi penghitungan suara, Wenti mengatakan, masyarakat bisa memantau langsung lewat akun Sirekap.
Datanya terhubung langsung dengan pusat, sehingga bisa menghindari manipulasi data.
Sementara itu, Koordinator Divisi SDMO dan Diklat Bawaslu Kota Bandung, M. Adriansyah Prayuda mengatakan, pengawasan di TPS akan terus dilakukan, terutama di titik kerawanan.
"TPS itu sebaiknya jangan dekat dengan rumah pemenangan salah satu calon atau yang daerahnya rawan banjir. Pengawasan terus kita lakukan juga pada persiapan logistik. Kita awasi dari pengadaan, sorlip, sampai distribusi," kata Yuda.
Pada masa tenang ini, ia meminta agar para peserta pemilu dan pendukungnya mewaspadai potensi pelanggaran yang terjadi. Pun dengan petugas penyelenggara, jangan sampai melunturkan netralitas dengan berpihak pada salah satu calon.
"Di masa tenang ini justru tingkat kerawanannya tinggi, mulai dari pelanggaran money politics, bagi-bagi kartu nama, spesimen surat suara bisa terjadi. Caleg yang terbukti melanggar bisa didiskualifikasi. Kalau sudah terpilih, kita rekomendasi ke KPU untuk mencoret atau membatalkan hasil kemenangannya," paparnya.
Ia juga menjelaskan, jika saat hari H pemilu ada surat suara yang rusak dan cadangannya sudah habis, pemilih bisa dialihkan ke TPS wilayah terdekat untuk menyalurkan aspirasi politiknya.
"Bandung ini merupakan etalase Jabar. Sehingga harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat di daerah lain dalam mengoptimalkan aspirasi suaranya. Gunakan sebaik-baiknya, jangan golput," imbau Yuda.