Hizbullah Hujani Rudal ke Pangkalan Militer Israel Pasca Terbunuhnya Pimpinan Pejuang Palestina di Beirut

Senin 08-01-2024,11:28 WIB
Reporter : Verly
Editor : Dimas Satriyo

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon menyatakan pihaknya telah menyerang pangkalan pengawasan udara Israel dengan puluhan rudal sebagai tanggapan pertama atas serangan Israel yang menggugurkan tokoh Hamas Saleh Al-Arouri.

Diketahui Hizbullah menargetkan salah satu dari dua pangkalan Kontrol Lalu Lintas Udara pasukan Israel dengan menembakan 62 roket.

Serangan itu di klaim sebagai bentuk pembalasan pasca terbunuhnya pemimpin Perlawanana Palestina, Martir Sheikh Saleh al-Arouri, dan saudara-saudaranya di Pinggiran Selatan Beirut.

“Sebagai bagian dari respons awal terhadap kejahatan pembunuhan pemimpin besar Sheikh Saleh al-Arouri, perlawanan Islam (Hizbullah) menargetkan pangkalan kendali udara Meron dengan 62 jenis rudal,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, Sabtu 6 Januari 2024, dikutip laman Al Arabiya.

BACA JUGA:Presenter Cantik Israel Terekam Selipkan Senjata Api saat Siaran Live Berita

Serangan tersebut diluncurkan pada pagi hari sekitar pukul 08.10 yang menargetkan satu-satunya pusat pengelolaan dan pemantauan lalu lintas udara di wilayah penduduk utara, Pangkalan Kontrol Lalu Lintas Udara Meron. Tindakan itu menyerang wilayah integral dan sensitif Angkatan Udara Israel.

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah menegaskan komitmennya untuk 'tidak membiarkan begitu saja' bentuk pelanggaran yang mencolok dan berbahaya dari serangan Israel.

Sayyed Nasrallah telah menggarisbawahi dampak pembunuhan berbahaya tersebut pada tingkat militer, keamanan, dan politik, serta menekankan pentingnya lokasi agresi di pinggiran Kota Beirut Selatan.

Sementara itu, menurut laporan yang diterbitkan The Washington Post membahas krisis yang dihadapi oleh pemukiman Israel di tengah eskalasi militer di wilayah utara dengan Hizbullah di Lebanon selama 3 bulan.

BACA JUGA:Afrika Gugat Israel Secara Resmi soal Kejahatan di Palestina

BACA JUGA:Tentara Israel yang Tewas di Gaza Terus Bertambah, Netanyahu: Kami Tidak Berhenti Sampai Menang

Sementara, sebuah laporan yang diterbitkan di The Washington Post yang dikuti pada Republika pada 8 Januari 2024, membahas krisis yang dihadapi oleh pemukim Israel di tengah eskalasi militer di front utara dengan Hizbullah di Lebanon yang menyebabkan ribuan warga terpaksa meninggalkan rumahnya karena merasa takut akan operasi Perlawanan. 

“Ini bukan zona perang resmi. Namun ledakan artileri Israel dan rudal Hizbullah bergema di pegunungan yang dipenuhi bebatuan hampir setiap hari,” tulis laporan itu.

Menurut laporan tersebut, setidaknya ada sekitar 70.000 pemukim Israel telah meninggalkan wilayah Utara setelah Operasi Perlawanan Islam di Lebanon. 

Sehingga mengubah wilayah tersebut menjadi zona militer tertutup dengan penempatan ribuan tentara Israel.

Kategori :