AMERIKA, RADARPENA.CO.ID-Kelompok Muslim di Amerika Serikat (AS) merilis laporan bahwa 98 persen nama dalam pantauan FBI, adalah nama-nama muslim.
Laporan tersebut dirilis dengan judul 'Dua Puluh Tahun Terlalu Banyak, Seruan untuk Menghentikan Daftar Pantauan Rahasia FBI'.
Ini merinci penggunaan database penyaringan terorisme oleh FBI yang katanya menargetkan para muslim.
Artikel itu dirilis oleh Council on America-Islamic Relation (CAIR) atau Dewan Hubungan Amerika-Islam pada Juni 2023 lalu.
Mengutip Anadolu Ajensi, peretas Swiss menemukan daftar FBI versi 2019 yang isinya 1,5 juta nama yang sedang dipantau.
Nama-nama tersebut kemudian diunggah oleh maskapai penerbangan regional-yang kemudian dianalisa oleh CAIR.
"Lebih dari 350.000 nama termasuk beberapa transliterasi dari Mohamed atau Ali atau Mahmoud dan 50 nama yang paling sering muncul semuanya adalah nama Muslim," kata laporan CAIR, dikutip Minggu 31 Desember 2023.
BACA JUGA:Solidaritas Palestina, Malaysia dan Pakistan Tiadakan Perayaan Tahun Baru
"Dari nama daftar pantauan yang telah kami ulas, kami memperkirakan lebih dari 1,47 juta nama tersebut Muslim—lebih dari 98 persen dari total," tambah artikel tersebut.
Laporan itu mencatat bahwa selama 20 tahun, daftar rahasia FBI telah membawa kesulitan dan ketakutan bagi komunitas Muslim.
“Tapi jutaan target FBI berikutnya bukanlah Muslim".
"Dengan terangkatnya kabut Perang Melawan Terorisme, daftar rahasia FBI suatu hari akan menemukan target baru. Target selanjutnya adalah sesama warga Amerika, dan laporan ini dimaksudkan sebagai peringatan kepada mereka," kata laporan itu.
Kelompok Muslim itu juga menyerukan Presiden Joe Biden untuk mengambil tindakan dalam mengatasi daftar pantauan tersebut.