Ekonom Yusuf Wibisono: Jangan Pindahkan Ibu Kota Negara, Bereskan Persoalan Jakarta

Jumat 15-12-2023,06:35 WIB
Reporter : Iksan Agus A.
Editor : Lebrina Uneputty

JAKARTA,RADARPENA, CO.ID - Presiden Joko Widodo merencanakan akan memindahkan Ibu Kota Nusantara (IKN) dari Daerah Khusus Ibu (DKI) Jakarta ke Kalimantan.

Saat ini pemerintah masih mengebut pembangunan persiapan kepindahan tersebut.

Lantas bagaimana tanggapan ekonom, atas rencana tersebut, terlebih setelah digelarnya dialog Capres-Cawapres edisi perdana pada Selasa 12 Desember 2023.

BACA JUGA:3 Media Asing Ini Soroti Emosi Capres : Wajah Memerah dan...

Pasalnya ada Paslon yang tidak setuju. Paslon yang tidak menyetujui IKN pindah adalah Anies Rasyid Baswedan 

Salah satu ekonom yang tidak setuju tersebut adalah Yusuf Wibisino.

Keseharian Yusuf, mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia.

BACA JUGA:Sanksi Berat Bagi PNS yang Menolak Dipindah ke IKN: Turun Jabatan hingga Diberhentikan!

Menurut dia sikap salah satu Paslon dalam hal ini Anies Baswedan yang lebih menekankan supaya membereskan semua persoalan di DKI Jakarta ketimbang memindahkan IKN, merupakan sikap yang tepat, dan dirinyapun menyetujui hal tersebut. '

'Pindahkan IKN hanya akan meninggalkan setumpuk masalah di Jakarta, ''ujarnya kepada media beberapa waktu lalu.

Sikap Anies ternyata berbeda dengan sikap kedua Paslon lain yakni Ganjar Pranowo serta Prabowo Subianto yang setuju IKN pindah. 

Direktur Institute for Demographic and poverty Studies (IDEAS) itu mengatakan setuju dengan sikap Anies yang memilih ingin menyelesaikan persoalan-persoalan di Jakarta ketimbang melakukan perpindahan ibukota. ''Saya setuju dengan Anies, ''tukasnya.

Bahkan lebih jauh pria yang aktif sebagai pembicara di seminar nasional sejak tahun 2006 sampai sekarang tersebut, menambahkan, meninggalkan status ibu kota Jakarta, karena masalah-masalah yang menggelayut disana adalah tidak bertanggung jawab dan bisa dikatakan sebagai sikap lari dari kenyataan.

Jakarta adalah salah satu Megapolitan terbesar di dunia, Jakarta memang memiliki persoalan pelik , terutama akibat arah pembangunan Kota yang terlalu materialistik.

Jakarta hanya menjadi ruang bagi ruang - ruang kapital engine of growth atau mesin penumbuh modal 

Kategori :